Selang satu menit tulisan saya langsung dihapus oleh admin kompasiana. Sebenarnya secepatnya harus diluruskan apa itu pornographi dan tulisan yang vulgar. Semua tulisan vulgar, karena mewakili pemberontakan jiwa penulis tentang aktualisasi peristiwa yang sedang berjalan. Vulgar dalam porno tulisan itu yang bagaimana? Kalau menurut saya, tulisan porno vulgar adalah ketika kita membaca tulisan tersebut seketika mau onani atau mau martubasi itu baru tulisan jempolan porno vulgar.
Seperti tulisan saya yang kemarin yang berjudul "Candi Itu Saru", yang menjelaskan bahwa ada bentuk benda mati sebagai simbol kesuburan itu tidak saru alias porno. Meskipun ada sebagian yang anggap candi itu Saru atau porno. Kali ini saya menulis yang berjudul "Tidak Pakai BH itu Porno", berisikan tentang orang-orang bali tempo dulu yang tidak pakai BH. Toh mereka juga tidak menganggap hal tersebut porno, berulang lagi ak tekankan pada tulisan ini bahwa yang porno itu adalah otak tiap individu. Ya mungkin karena judulnya yang sedikit lekoh, tetapi isinya jelas-jelas tidak menyinggung tentang sex.
Jadi, tolong deh, klarifikasi dulu dan diperjelas tulisan yang tergolong porno vulgar itu yang bagaimana? Jangan asal di cemot-cemot tulisan orang. Nulis itu juga butuh energi, butuh berfikir, saya sudah berusaha tidak menulis yang membuat orang lain berfikiran porno. E malah disebut tulisan VULGAR. Mungkin admin perlu refresing nih atau cari kosakata VULGAR dan mempelajarinya dengan saksama. Salam NGEPOSIANA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H