Mohon tunggu...
Jumari (Djoem)
Jumari (Djoem) Mohon Tunggu... Seniman - Obah mamah

Hidup bergerak, meski sekedar di duduk bersila.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Duet Musik Klasik

28 Januari 2012   17:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:20 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Duet maut antara musisi violin muda berasal dari Jerman keturunan Indonesia Iskandar Widjadja-Hadar dan pianis kawakan dari Jerman Oliver Kern malam tadi sangat mengusik otakku untuk mengintropeksi kekurangan nilai seni di negeriku sendiri. Baik itu seni tradisi maupun seni populer. Namun apresiasi para penonton malam ini yang berasal dari berbagai kalangan, baik itu para pejabat daerah maupun penonton akademisi bisa diacungi jempol. Meskipun masih terdengar jepretan para pengambil foto yang suaranya sangat mengganggu telingaku. Kesadaran menikmati rupanya berbeda prinsip antara seorang potoghraphy dan penikmat musik seperti saya. Semalam ada 2 jepretan yang menggunakan lampu blit, padahal sudah diperingatkan untuk tidak menggunakannya. Kesadaran semacam ini kurang membudaya di lingkup rakyat Indonesia mungkin.

Ada 3 buah repertoar yang disajikan oleh Oliver malam ini, secara detail saya kurang tahu, karena memang datangku terlambat (hahahahhahahhaha). Yang jelas Oliver kelahiran Schwabish Gmund di tahun 1970 ini sangat senang memainkan dan menginterprestasikan karya-kaarya komponis Johannes Brahms dan Ludwig Van Beethoven. Dengan demikian karyanya juga tak bisa lebih dari karya-karya komposer hebat tersebut. Keahliannya memainkan piano memang sudah diakui oleh dunia. berbagai penghargaan international, antara lain Kompetisi Beethoven International Wina, Kompetisi Piano International di Beijing maupun berbagai kompetisi di Jepang, di seluruh Eropa sudah dia raihnya.

Acara ini diadakan oleh JERIN (Jerman dan Indonesia), sebagai wadah kreatifitas dan ajang silaturahmi serta kerjasama antara kedua negara. Dalam peringatan JERIN yang ke-60 ini, JERIN memutuskan untuk kedua seniman tingkat international ini berduet ria memperdengarkan dan memainkan keahliannya di Indonesia. Yang pertama mreka pentas di Jakarta pada tanggal 26 januari, kemudian malam tadi di Surakarta dan besok malam di Surabaya. Kawan-kawan cari alamat FBnya dan twitter dengan kata kunci JERIN, untuk mengikuti perkembangan  kreatifitas aanak bangsa ini dengan negara tetangga.

Apalagi penampilan Iskandar Widjaja yang memang asli keturunan orang Indonesia yang lahir di Jerman. Dikabarkan bahwa memang pemain violin kelahiran 1986 di Berlin ini sangat terkenal. Dia belajar violin sejak usia 4 tahun. Ketika berusia 11 tahun ia sudah belajar di Sekolah Musik Hanns Eisler di Berlin dan kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Kesenian Berlin. Ia memenangkan banyak penghargaan international antara lain bermain dalam Orkestra Simfoni Dubrovik yang terkenal itu.

Malam ini keduanya duet dan menghasilkan perpaduan yang sangat memukau mata dan pendengaran para penonton. Sampai-sampai bapak Walikota solo Joko W. tidak mau beranjak pulang dari tempat duduknya. Ada 1 repertoar yang menarik perhatian saya yaitu adanya unsur ethnic mesir dan asia yang mereka sajikan. dan Sebagai penutup sajian mereka memainkan 1 repertoar yang menggunakan teknik paling sulit dari permainan piano dan permainan violin. Bagi teman-teman yang ingin dan minat nonton besk mereka masih konser kok tapi di Surabaya. Tepatnya di Balai Adika Hotel Majapahit, jalan Tunjungan 65 Surabaya. Selamat menikmati deh, dan bandingan sendiri dengan musik kita.

Hasil yang begitu mencengangkan pastilah punya prinsip dan dedikasi serta kedisiplinan belajar yang tinggi. Latihan tentulah hal yang wajib bagi mereka. Minimal 8 jam per hari. Saya bandingkan dengan mahasiswa di ISI Surakarta yang saya amati, mereka belajar 1jam dalam sehari memainkan instrumen mereka sendiri saja sudah merasa bosan, apalagi 8 jam ya? Lalu mampukah bersaing? bener juga kata Pak Hasan Basri, apakah seniman tradisi mampu dihandalkan secara keilmuan maupun secara ketrampilan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun