Mohon tunggu...
Jumari (Djoem)
Jumari (Djoem) Mohon Tunggu... Seniman - Obah mamah

Hidup bergerak, meski sekedar di duduk bersila.

Selanjutnya

Tutup

Money

Sragen Gagal Penan

10 Juli 2011   23:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:46 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_121874" align="alignleft" width="151" caption="Padi Jenis Cehirang"][/caption] Hampir 95% petani di Sragen mengalami gagal panen. Kegagalan ini diperkirakan karena pemberian bibit padi oleh pihak pemerintah setempat. Benih ini bernama "CEHIRANG", secara signifikan saya kurang memahami bentuknya dan kelebihannya karena belum melihat langsung. Bibit hasil perkawinan silang model IR18349-53-1-3-1-3/ IR19661-131-3-1// IR19661-131-3-1-///IR64/////IR64 yang dikeluarkan oleh Badan Litbang Pertanian pada tahun 2000 ini katanya sangat cocok ditanam di dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan.

Diperkirakan bahwa bibit padi tersebut tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3. Selain itu juga tahan terhadap Bakteri Hawar Daun (HDB) strain III dan IV. Padi yang diperkirakan menghasilkan nasi pulen ini saat panen raya di kabupaten Sragen mengalami kegagalan total. Untung tidak semua petani menanam bibit tersebut, sehingga 5 % dari petani masih bisa panen. Wah kasihan banget mereka yah, bayangkan saja dari luas lahan sawah sekitar 40.037,93 Ha, hanya berapa hektar yang bisa panen. Keahlian para petani memang sangat diharapkan, selain hanya bertengger pada pemerintah daerah setempat. Informasi ini saya dapatkan dari teman saya yang bekerja sebagai petani di daerah Sragen.

Bibit padi tersebut kebanyakan di serang hama wereng coklat, ntah ga tahu tipe berapa. Mungkin hama ini sudah

[caption id="attachment_121875" align="alignright" width="275" caption="Petani dan Hama Tikus"]

13103421741849903139
13103421741849903139
[/caption] berkembang menjadi multi tipe kali ya. Selain itu para petani juga dibikin kesal oleh hama tikus. Sementara pamarintah bersibuk ria mengimpor beras, dan di jual mahal, di sisi lain petani gagal panen. Ntah 2 tahun ke depan, jika para petani merugi terus, tidak menutup kemungkinan mereka menjual lahan mereka, dan para-para jutawan bisa saja membelinya dan membangun aneka ragam industri. Padahal Vietnam yang luas lahannya lebih kecil dari Indonesia bisa mengekspor beras. IRONIS sekali, kita seharusnya termasuk negara pemasok pangan tetapi sekarang menjadi negara pengimpor beras dari negara kecil seperti Vietnam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun