Mohon tunggu...
Jumari (Djoem)
Jumari (Djoem) Mohon Tunggu... Seniman - Obah mamah

Hidup bergerak, meski sekedar di duduk bersila.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mendaki Gunung Merbabu

6 Juli 2011   20:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:53 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


[caption id="attachment_121063" align="alignleft" width="113" caption="Savana Merbabu"][/caption]

Gunung Merbabu terletak di antara 3 kabupaten, yaitu Salatiga, Boyolali dan di barat Merbabu adalah Magelang. Di sebelah selatan gunung ini adalah Gunung Merapi. Kedua gunung jika dilihat dari kejauhan memang kelihatan sangat berdekatan, tetapi mereka dipisahkan sebuah jalan yang menghubungkan antara Kabupaten Boyolali dan Magelang. Tepat tengahnya terdapat nama kota Sela yang termasuk wilayah Boyolali.

Untuk mendaki gunung Merbabu bisa dilakukan dengan 2 jalur utama yaitu lewat Sela di Boyolali dan Kopeng di Salatiga. Lewat Sela masih dibagi beberapa bagian jalan menuju puncak, demikian juga dengan Kopeng. Saya sarankan gunakan jalur yang biasa digunakan para pendaki saja. Gunung ini berketinggian sekitar 3.145 dpl, dengan wilayah hutan yang luas, tetapi sekarang para petani sayuran di daerah Sela sudah merambah hutan-hutan tersebut. Jalur yang paling aman dan paling cepat adalah lewat Sela. Untuk menuju ke Sela tersedia transportasi mini bus dari terminal Boyolali, atau dari Surakarta. Bus ini beroperasi sejak pukul 4 dini hari hingga menjelang magrib.


[caption id="attachment_121065" align="alignright" width="144" caption="Merbabu dari Puncak Merapi"]

1309984545305134165
1309984545305134165
[/caption]

Perjalanan di mulai dari Pasar Sela naik menuju perkampungan penduduk yang paling ujung dekat dengan hutan. Perjalanan kaki ini berkisar sekitar 2 jam, atau bisa menggunakan sepeda motor. Tetapi harus hati-hati karena jalannya terjal dan dipinggir jalan adalah jurang. Sesampai di pemukiman rumah penduduk yang terakhir biasanya tuan rumah menyediakan tempat untuk istirahat sebentar sebelum pendakian di lakukan.

Pendakian dimulai biasanya sekitar pukul 9 malam atau lebih, bagi pemula silahkan satu jam sebelumnya, karena medanya begitu susah. Keluar dari rumah penduduk para pendaki langsung dipertemukan dengan hutan, dan jalan menuju ke puncak hanya setapak, jadi bagi yang pacaran susah jalan berduaan, hanya kadang-kadang jalan agak lebar. Perjalanan normal kepuncak berkisar sekitar 5 sampai 6 jam. Lebih singkat dibanding dengan Gunung Lawu. Selama 2 jam lebih kita berada di tengah hutan, dan kadang pematang ladang, karena hutan sudah dirambah para petani setempat untuk menanam sayur mayur. Setelah itu kita akan sampai pada puncak bukit pertama, puncak ini merupakan akhir dari tumbuh-tumbuhan atau pohon yang rindang dan setelahnya kita temukan tumbuhan dan pohon yang tidak begitu tinggi dan tidak lebat. Bukan karena dirambah, tetapi memang suhu udara tidak memungkinkan mereka tumbuh jadi besar dan tinggi.

Jalan turunpun kita temukan setelah puncak bukit ini. Perjalanan landai dan sedikit agak menanjak ini akan mempertemukan kita ke sebuah dataran luas, di situ ada sebuah batu besar. Para pendaki biasa menyebutnya dengan watu gubug, dan tempat ini biasanya digunakan untuk istirahat sebentar membuka bekal dan makan untuk mengisi energi.


[caption id="attachment_121066" align="alignleft" width="143" caption="Bentangan Savana "]

13099846361967908417
13099846361967908417
[/caption]

Perjalananpun dilanjutkan, lepas dari watu gubug perjalanan terjal akan dimulai, angin yang hebat sudah mulai terasa, karena memang tidak ada pepohonan yang tinggi, jangan lupa cari jalan yang banyak pegangan, karena Merbabu ini terkenal dengan badainya. Akhir dari perjalanan terjal ini adalah sebuah savana yang luasnya melebihi lapangan sepak bola, dan angin makin kencang. Harap cari persembunyian dibalik pohon-pohon kecil.

Savana pertama sudah kita temukan, kalau tidak salah ada 3 savana yang harus kita lalui, tetapi makin ke atas savana makin kecil. Waktu mau keluar dari savanna ini jangan sekali-sekali main api, karena rumputnya mudah terbakar, dan percikan api cepat menjalar, karena rumputnya yang kering dan setinggi lutut itu sangat berbahaya. Setelah landai savanna ini maka siapkan energi untuk mendaki, dan lebih terjal lagi dibanding yang tadi. Di jamin spot nafas dan degug jantungpun terdengar di telinga, kondisi yang bagus supaya badan kita tidak terasa dingin. Berjalan merangkak pun akan kita temukan di jalur ini. Sebenarnya berdiri, tetapi karena kemiringannya yang 45 derajat membuat kita memanjatnya, berhati-hati dan cari pegangan yang kuat jangan lupa saling membantu. Setelah selesai kita akan menemukan savanna lagi. Istirahatlah dari sini perjalanan kurang lebih sekitar 1 sampai 2 jam. Jangan lihat ke atas, karena puncak yang kelihatan itu adalah savanna berikutnya.

Bergegas memburu sunrise, secepatnya langkahkan kaki, dari savanna 2 ke 3 sangat dekat dan tidak begitu terjal, tetapi setelah itu kita akan dibuat komit, karena jalurnya Cuma setapak, dan kanan kiri kita adalah jurang meskipun tidak begitu terjal tetapi bagi yang terpeleset kemungkinan cidera sangat besar. Dari Savana tiga menuju puncak ini lumayan melelahkan dan membuat kesal, karena merasa lelah dan hanya dikibulin puncak, tetapi Cuma puncak bayangan, alias bukit-bukit kecil dan bukit itu tidak menjanjikan jalan landai.


[caption id="attachment_121067" align="alignleft" width="135" caption="Puncak Merbabu"]

13099846761369450719
13099846761369450719
[/caption]

Akhirnya sampai juga dipuncak, berbeda dengan puncak Lawu, puncak Merbabu tidak

[caption id="attachment_121069" align="alignright" width="225" caption="Puncak Kenteng Sanga"]

13099848291855835299
13099848291855835299
[/caption]

ada tugunya, hanya di tempat dataran seluas rumah ini ditengahnya terdapat batu yang yang menandakan bahwa itu puncak. Cepat-cepat cari persembunyian dari badai, sebab kanan, kiri, depan dan belakang kita adalah jurang menganga, terjal dan penuh batu, siap menelan nyawa kita jika sampai badai datang. Sambil menunggu sunrise enaknya makan dan minum guna menghangatkan badan.

Setelah siang datang, dan energi kita pulih sempatkan berkeliling sekitar puncak merbabu yang memang mengasikkan, tetapi tetap waspada ya. Di sebelah utara sekitar 30 menit perjalanan akan kita temukan puncak menara. Ada lagi yang lebih dekat adalah Puncak Kenteng Songo. Disebut Kenteng Songo karena di puncak itu terdapat batu berbentuk lesung (kenteng) berjumlah 5 buah. Lho, bukannya harusnya sembilan (songo)? Konon, hanya orang-orang “terpilih” yang bisa melihat kesembilan batu itu. Silahkan mencoba. Untuk jalur alternative lainnya menuju puncak Merbabu ini saya sarankan membaca dan klik di sini.

Maaf berulang kali saya terpaksa menggunakan foto hasil browsing, berhubung semua memori fotoku belum saya scan. Kali ini dengan kata kunci "Gunung Merbabu"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun