Mohon tunggu...
juju juriyah
juju juriyah Mohon Tunggu... Guru - Penulis sastra dan nonsastra, guru man 3 Cirebon peraih juara menulis tingkat internasional maupun nasional.

Hobi menulis sebagai tempat untuk berbagi dan tempat mengungkapkan ide/gagasan/pendapat dan perasaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Rasa Sudah Mati, Akal pun Terasa Tumpul

23 Januari 2024   21:48 Diperbarui: 23 Januari 2024   22:08 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pixabay.com

Satu titik yang ada dalam diri kita
Kadang kita abaikan begitu saja.
Padahal titik itu teramat penting.
Titik itu yang akan memberi warna hidupmu.

Titik itu adalah sang pemilik rasa.
Rasa yang begitu sibuk datang dan pergi
Rasa yang meriah penuh warna
Rasa yang meramaikan hidup kita
Dan rasa yang hadir sesukanya.

Pemilik rasa ini
Terus sibuk menikmati waktu yang tiada kompromi
Pemilik rasa ini terus berdendang menikmati waktu yang tiada berhenti

Namun ada pada suatu ketika tiba-tiba  pemilik rasa ini tak merasakan apa-apa
Entah mengapa...
Apa karena hawa  nafsunya
Entah karena kurang ilmunya
Atau
Karena amarahnya.

Sehingga ketika rasa itu mati
Maka yang hidup adalah ambisinya, hawa nafsunya dan amarahnya.
Dan
Ketika semua itu menguasai pemilik rasa
Maka akal pun akan tumpul digerogoti hawa nafsunya.

Maka tetaplah istiqomah kepada sang Penggenggam   pemilik rasa, sehingga pemilik rasa ini tak pernah mati dan tak terkalahkan oleh hawa nafsunya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun