Mohon tunggu...
juju juriyah
juju juriyah Mohon Tunggu... Guru - Penulis sastra dan nonsastra, guru man 3 Cirebon peraih juara menulis tingkat internasional maupun nasional.

Hobi menulis sebagai tempat untuk berbagi dan tempat mengungkapkan ide/gagasan/pendapat dan perasaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akhirnya Batu Menari Bersama Rumput ( bagian 1)

26 Desember 2023   10:25 Diperbarui: 26 Desember 2023   11:35 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perjalanan hariku

terpana aku akan sebuah lukisan alam yang mengundang rasaku, dan ini kedua kali aku melihatnya...

dia adalah sebongkah batu besar yang perkasa, namun dari kejauhan ku lihat bening air mata mengalir di kulit kerasnya...

Aku pun mendekatinya....

Batu, mengapa kau menangis.
Aku tak tega air matanya mengalir 

di sela-sela rerumputan yang tumbuh merapat setia menemaninya.


Kemarin juga ke menemukanmu sedang diam tak banyak biacara
Tambahku memecahkan keheningan.
Jawablah batu...
Mungkin aku bisa membantu.
Namun batu malah menggeleng..


Akhirnya aku pun pergi meninggalkannya sambil menyapa rumput yang menari-nari di atas deritanya.
Entahlah, koq bisa yaa...
Namun aku pun seperti biasa abai akan segala keingintahuan  akan hal-hal yang bukan urusanku.

Hari ini aku pun menjumpainya lagi.
Karena semalam malah ku dengar isaknya.
Dan aku percaya, isaknya awal bicaranya.

Aku mendekatinya, melihatnya

Dia akan paham atas empatiku

Aku percaya itu....

(Bersambung bagian 2)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun