Ketika arus gelombang kulewati.
Kacau itu yang terselmiuti dalam jiwa dan pikiranku.
Yang katanya cahaya itu memberi arah. Bahkan ini seperti mengaburkanku.
Berlarian di kepalaku.
Seperti penyerbuan kunang-kunang malam.
Yang mengaburkan makna cahaya sebagai petunjuk jalan.
Lalu gelombang itu berhenti.
Aku terdiam tenang merasakan kedamaian. Dan terlihat dunia yang nampak stabil dan hatmonis.
Aku merasakan sebuah kepuasan akan hasil dari sebuah prjuangan.
Orang bijak berkata.
Buah yang manis tentu dari pohon terbaik.
Buah yang manis pasti proses terbaik.
Dan buah yang manis diperoleh dari waktu yang tidak singkat, selalu ada pengorbanan yang dilakukan.
Untuk hal yang baik.
Tentu harus dibayar dengan mahal.
Untuk hal yang baik selalu di dapat dari pemikiran yang cerdas.
Untuk hal yang baik pula harus didiringi pengalaman terbaik.
Semua selalu ada harga yang harus dibayar.
Aku merasakannya...
Dengan perih
Pedih
Gelisah
Dan air mata.
Akhirnya ku mampu menggenggamnya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H