Malam sedang membangun sepi. Bayang-bayangmu kembali merimbunÂ
Kulukis engkau dengan puisi, seperti penyair meracik kenangan dalam kata
Huruf terindah kita adalah perasaan. Saat kau dan aku menyatu
Kutitip harap pada puisi, biar engkau memaknainya
Tak ada yang tak mungkin, sepertinya  sinar bintang berpihak. Â
Penggalan-penggalan kenangan terukir sempurna dibelakangmu, biarlah itu runtuh. Tataplah ke depan
Bersama kita melangkah. Merajut kisah dan kasih
Memberi warna baru pada setiap jejak yang akan kita lalui
Mari memulai dengan mengucapkan selamat pagi
Biar kita mampu berjalan pada lorong waktu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!