Kuala Kapuas - Lupak dalam merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Kuala Kapuas yang sebagian daerahnya terendam air. Posisi desa yang berada dipinggir sungai membuat kondisi desa sangat bergantung dengan pasang dan surutnya air sehingga sebagian besar lahan tidak bisa dijadikan sebagai lahan pembudidayaan sayur, hal ini membuat harga sayur mayur di pasaran desa lupak dalam menjadi mahal karena permintaan akan sayur banyak akan tetapi persediaannya terbatas.
Air yang pasang surut juga menyebabkan desa didaerah ini menjadi kotor akibat sampah yang terjebak didaratan akibat pasang surut air, hal ini diperparah lagi dengan tidak adanya tempat pembuangan akhir di desa Lupak Dalam ini membuat masyarakatnya sebagian besar menjadi tidak peduli dengan sampah disekitar rumah mereka bahkan membuang sampah rumah tangga mereka ke sungai yang ada di belakang rumah mereka.Â
Fenomena ini menjadi latar belakang mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Kebangsaan (KKN-K) yang ada di desa Lupak Dalam melakukan workshop budidaya sayur dengan teknik hidroponik bersama ibu-ibu di desa Lupak Dalam dengan tujuan kegiatan ini dapat memotivasi keluarga di desa Lupak Dalam memiliki kebun sayurnya sendiri meskipun dilahan yang terbatas dengan memanfaatkan barang bekas yang sudah tidak terpakai untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke sungai yang dapat mencemari air sungai tempat mereka menggantungkan hidup.
Workshop yang di koordinasikan oleh Widya Efryani dan Priskilla Maya Salzareta ini dihadiri oleh 20 orang ibu-ibu dari berbagai RT di desa Lupak Dalam bersama apartur desa dan juga mahasiswa KKN-K desa Lupak Dalam berjalan dengan baik.
Salah satu peserta workshop ibu Nia menyampaikan, "kegiatan hari ini itu sangat seru dan menyenangkan, dan juga bermanfaat"
Untuk desa Lupak Dalam budidaya menggunakan teknik budidaya hidroponik merupakan hal yang baru dan belum pernah mereka jumpai sebelumnya. Hal ini membuat rasa ingin tahu masyarakat desa menjadi besar, terlihat dari antusias peserta saat mengikuti workshop.
Widya selaku Koordinator kegiatan workshop menyampaikan, ". Dipilihnya hidroponik sebagai teknik budidaya alternatif untuk di sampaikan adalah karena hidroponik itu tidak membutuhkan perawatan yang sulit, karena desa Lupak Dalam mayoritas daerahnya itu terendam air tenik ini sangat tepat untuk di demo kan kepada masyarakat karena dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dan tidak mengenal musim.Â
Melihat banyak sampah plastik yang tersebar di desa kami memutuskan untuk memanfaatkan wadah plastik untuk dijadikan sebagai alat. Harapannya dengan dilakukan workshop ini kebutuhan akan sayur rumahan dapat tercukupi selain itu dengan memanfaatkan bahan bekas diharapkan dapat menimbulkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sehingga pencemaran air dan lingkungan dapat berkurang.Â
Semoga kegiatan ini bermanfaat dan dapat terus berkembang hingga tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan sayur rumahan akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan desa sendiri bahkan desa lain."