Rina terlelap dengan cepat setelah seharian lelah bekerja. Hujan deras di luar rumah dan angin yang menderu tak menghalangi tidurnya yang dalam. Namun, saat tengah malam, ia terbangun dalam keadaan tercengang. Matanya terpejam rapat, berusaha kembali tidur, tapi tiba-tiba ia jatuh ke dalam mimpi yang aneh.
Dalam mimpinya, Rina berada di sebuah rumah tua yang sangat asing baginya. Semua jendela tertutup rapat, dan hanya ada satu lampu minyak yang berpendar redup. Suasana begitu sunyi, hanya terdengar detak langkah kakinya sendiri yang menggema di lorong yang gelap. Rina merasa gelisah, seperti ada yang mengawasi. Tiba-tiba, suara langkah kaki yang berat terdengar di belakangnya, perlahan mendekat.
Ia menoleh, namun tidak ada siapa-siapa. Hanya bayangan gelap yang bergerak cepat. Rina mempercepat langkahnya, namun langkah itu pun semakin dekat, semakin berat, semakin jelas. Ketegangan merayapi tubuhnya. Ketika ia menoleh lagi, sosok itu muncul. Seorang wanita dengan wajah pucat, mata kosong, dan rambut panjang yang terurai acak-acakan. Wajahnya menegang, mulutnya terbuka lebar, seakan hendak berteriak.
"T-ttolonggg" Rina berusaha berteriak, namun suara itu hanya terdengar serak, seperti tertahan. Wanita itu semakin dekat, sosoknya semakin jelas dan menakutkan.
Rina panik dan mulai berlari, tetapi langkahnya terasa sangat lambat. Meskipun ia berlari secepat mungkin, tubuhnya seperti terikat, kakinya terasa berat, dan suara langkah hantu itu semakin jelas di belakangnya. Ia menoleh sekali lagi, dan wanita itu sudah berada tepat di belakangnya, hampir menyentuhnya.
Rina jatuh tersungkur ke lantai, gemetar ketakutan. Saat ia menatap ke atas, wanita itu berdiri di atasnya, memandangnya dengan tatapan kosong yang penuh kebencian. Tiba-tiba, tangan hantu itu terulur, dan Rina bisa merasakan hawa dingin yang mencekam saat sosok itu hendak meraih tubuhnya.
Tiba-tiba, suara keras terdengar, dan Rina terbangun dengan napas terengah-engah. Ia terbaring di tempat tidurnya, keringat dingin membasahi tubuhnya. Perlahan ia membuka mata, merasakan bahwa ia masih berada di kamarnya, di rumah yang sama. Ia berusaha menenangkan diri dan berkata dalam hati "Ini hanya sebuah mimpi, mungkin tadi aku sangat kelelahan dan lupa membaca do'a" gumamnya. Lalu Rina membaringkan lagi tubuhnya di atas kasur dan mencoba untuk tidur. Sebelum itu, Rina tak lupa untuk membaca do'a terlebih dahulu. Agar mimpi-mimpi yang aneh tidak teulang lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H