Mohon tunggu...
juhrianto anto
juhrianto anto Mohon Tunggu... -

ordinary

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menjadi Guru, Tanggung Jawab atau Kebutuhan (Refleksi 6 Tahun Menjadi Guru)

15 Mei 2015   23:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:00 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya lahir 29 tahun yang lalu, dilahirkan dari keluarga petani, Bapa’ dan amma’ (*) tidak tamat Sekolah rakyat bahakan Bapa’ tidak dapat baca tulis (tetapi mampu berhitung kok).

Dibesarkan di keluarga yang tidak mengenyam pendidikan tinggi ternyata tidak menjadi penghalang orang tua menyekolahkan anaknya dengan baik, suatu kesyukuran bagi saya tentunya.

Menyelesaikan SD, SMP di pedalaman Bulukumba, selatan Sulawesi Selatan dengan prestasi yang belum bisa dicatat di buku dengan tinta emas, tetapi tetap menjadi amunisi kepercayaan diri untuk turut mendaftar di SMA favorit di Kota Kabupaten. Sebagai juara 2 perolehan Nilai Ebtanas Murni tingkat Rayon Sekolahku waktu itu, begitu bangganya orang tuaku menceritakan hal ini, meski mereka tidak mendampingiku di acara perpisahan sekolah waktu itu, malu katanya.

Mendaftar untuk bersekolah di SMA Kota Kabupaten bukan tanpa halangan, orang tua sempat tak merestuinya, mau tinggal di mana?. Itu yang selalu dirisaukan mereka. Tetapi dengan tekad kuat tentu Tuhan akan memberikan jalan. Ada keluarga yang mau menerimaku tinggal di rumahnya.

Menempuh pendidikan di SMA favorit ternyata pilihan yang tepat, di sini saya berkenalan dengan teman-teman hebat dari seluruh pelosok Kabupatenku, diberi pendidikan oleh guru-guru hebat, dan tentu pengalaman-pengalaman berharga selama bersekolah.

Sekolah ini mampu memberiku banyak pelajaran berharga, Kepercayaan diri tinggi (kalau tidak bisa dikatakan over confidence), di sinilah saya belajar, ternyata orang dari desa pun bisa bersaing dengan orang-orang kota. Guru-guru begitu gigihnya merasuki kami para siswa dengan ilmunya, sehingga soal-soal sains mampu saya lahap dengan nikmat. Saya tambah mencintai sains di sini.

Tiga tahun menempuh pendidikan menengah atas, saya begitu percaya diri untuk mendaftar SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) untuk jurusan Pendidikan Dokter, cita-cita sejuta ummat. Namun orang tua dengan segala pertimbangannya mampu mematahkan niatku, sudahlah nak, pilihlah jurusan yang mampu kami biayai, kamu sukai, dan prospek pekerjaanya bagus. Maka pilihanku pun jatuh kepada jurusan Matematika Universitas Negeri Makassar (UNM).

SPMB kulalui dengan baik, dan Alhamdulillah sesuai prediksi Lulus sebagai Mahasiswa Pendidikan Matematika UNM.

Empat tahun menjalani pendidikan keguruan, memberiku semangat menggebu-gebu untuk menjadi guru. Meraih predikat sebagai peraih IPK tertinggi jurusan menjadi semangat tambahan untuk itu. Banyak pertanyaan, kenapa tidak menunggu kesempatan untuk menjadi dosen?, kujawab santai dengan balik bertanya, memangnya ada apa dengan guru?

Setelah wisuda, saya pun mendaftar untuk menjadi tenaga pengajar di Yayasan Pendidikan Soroako dan diterima untuk mengajar di SD YPS Lawewu, satu dari dua Sekolah Dasar untuk anak karyawan perusahaan Nikel di Luwu Timur.

Menjadi pengajar tingkat SD tentu menjadi tantangan baru bagiku, karena pendidikan waktu kuliah adalah persiapan untuk menjadi pengajar siswa sekolah menengah.

Ini menjadi tantangan bagiku, mengajar siswa kelas tiga SD, dengan sistem pendidikan inklusif (seorang siswaku adalah siswa berkebutuhan khusus) sangatlah menguras energi, tenaga dan pikiran.

Bahkan pada beberapa kesempatan, saya dan beberapa teman harus lembur sampai malam di sekolah untuk persiapan mengajar esok hari.

Tetapi semua itu kulalui dengan keyakinan, tugasku adalah selesaikan hari ini, untuk esok hari akan ada tenaga baru untuknya.

Namun, masa ini berlangsung hanya satu semester, desember 2008 pendaftaran CPNS Kabupaten Pinrang terbuka untuk umum dengan persyaratan yang tidak ribet. Maka dengan bantuan teman asal daerah ini, mendaftarlah saya dan Alhamdulillah diterima sebagai Guru SMP Negeri 3 Pinrang.

Sebuah babak baru dalam karir mendidik saya, pengalaman satu semester mendidik anak-anak pendidikan dasar menjadi starting pointku untuk mengajar di sekolah ini. Mata kuliah perkembangan peserta didik ternyata sangat berguna.

Di sekolah ini, saya bertahan selama 3 tahun, juli 2012 saya pun pindah ke SMA Negeri 3 Unggulan Pinrang (setelah pengurutan sekolah tingkat kabupaten sekarang berganti nama menjadi SMA Negeri 11 Unggulan Pinrang), sekolah berasrama di Kabupaten Pinrang, Yang tentu membutuhkan ilmu baru untuk mengajar di sekolah ini.

Ah... It’s about 23.55, five minutes to due date pengiriman tugas.

Next time lanjutnya yah, belum ada hubungan ma judulnya tuh!

“Tulisan ini adalah tugas Diklat Online PPPPTK Matematika”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun