Mohon tunggu...
Juharo DwiChoiriani
Juharo DwiChoiriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

tersenyum adalah cara sederhana untuk menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pahlawan Tak Bersayap Bertelapak Kaki Surga

18 Februari 2023   16:12 Diperbarui: 3 Maret 2023   15:09 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pahlawanku adalah seseorang yang senantiasa rela mengorbankan apa saja dengan ikhlas dan tidak mengharapkan apapun. Tanpa memedulikan dirinya ,ia rela berkorban demi mewujudkan sebuah kebahagiaan yang entah itu buat dirinya atau orang lain. Pahlawanku juga rela mengorbankan waktu dan tenaga, walaupun ia lelah  ia tetap berjuang tanpa henti, ia adalah bidadari tak bersayap yang  menemani setiap langkahku yang tak pernah lelah dan pamrih untuk mewujudkan kebahagiaanku.

Pahlawaku juga seorang ratu yang tak bermahkota tapi bertelapak kaki surga,dan pahlawanku adalah hal terbaik yang saya miliki di dunia ini . tidak ada yang sebanding dengannya .dia sangat berharga dan aku sangat mencintainya. Dan aku menyebut pahlawanku dengan sebutan Mama.

Mama adalah wanita terhebat yang ada dalam hidupku. mama juga ibu yang kuat, tegar, sabar, dan pekerja keras. Ia memiliki tutur kata yang manis, manis senyumnya dan manis cintanya. Mama dalah wanita cantik  yang sangat mencintaiku. Ia juga tokoh wanita yang sangat kukagumi dalam hidupku. ia mengajarkanku bagaimna mempertahankan sebuah kesabaran yang luar biasa.

Dan aku ingin menjadi sepert dirimu yang tetap tegar ketika menghadapi hari-hari yang berat. Yang mempunyai sifat pemaaf , kuat dan tetap tabah , ia rela berjuang mangandungku selama sembilan bulan lamanya dengan tanpa menginginkan sebuah balasan .Tapi kutahu bahwa menjadi seorang yang sehebat mama itu tidak  mudah. 

Di dalam perjuangan mama terdapat air mata yang berharga yang menjadi saksi perjuangan mama dan aku tidak bis bilang “ jangan nangis mama” karena aku tau ,hal yang bisa membuat mama lega adalah dengan menangis. Maafkan aku, maafkan putrimu ini karena tanpa sengaja atau sengaja aku pernah menyakiti perasaan mama . maafkan aku karena keegoisan yang ada dalam diriku membuat mama terluka .

Meski aku tahu sekalipun beribu kata maaf yang kulontarkan dari mulut ku tidak akan pernah sebanding dengan satu kalimat menyakitkan yang pernah aku katakana kepada mama. Tapi bisahkah kau menungguku lebih lama lagi ? agar aku bisa menunjukkan kepada mama bahwa aku akan mewujudkan mimpi- mimpi mama dan aku juga akan membuat mama menjadi orang yang paling bahagia hingga mama lupa bagaimana caranya bersedih.

Mama terima kasih untuk ruang nyaman yang sudah aku tempati Sembilan bulan .terima kasih atas semua do’a dan cinta yang taada sirnanya memberi nasehat terbaik, meski terkadang pikiran kita tidak sejalan tetapi kesabaran dan kebesaran hatimu yang menghadapi keras kepalaku ini menjadi penguat dan pengingat paling hebat. Dan aku sangat mencintai mama karena Allah , karena aku sangat beruntung memiliki bidadari yang sangat menyayangiku.

Terima kasih ma.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun