Mohon tunggu...
Juhan MahdumHasan
Juhan MahdumHasan Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Eksisnya Tanaman Hortikultura di Tengah Kencangnya Tanaman Pangan

4 Juli 2023   16:37 Diperbarui: 4 Juli 2023   16:39 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.Menanam Sawi Manis

Desa Tegalgondo Kecamatan Karangploso adalah Desa yang terletak di sebelah barat Kelurahan Tunggulwulung dengan luas wilayah desa 220,235dengan ketinggian tanah dari permukaan laut 421 m. Desa ini langsung berbatasan dengan Desa Ampeldento disebelah Utara, di sebelah selatan dengan Kelurahan Tlogomas, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pendem. Masyarakat desa tegalgondo berprofesi sebagai petani karena memang lahan pertanian yang ada di desa tegalgondo masih lumayan luas. Komoditas pertanian yang dibudidayakan di desa tegalgondo sendiri kebanyakan komoditas tanaman pangan berupa padi dan jagung , tetapi ada hal menarik ketika kami turun lapang praktikum komunikasi penyuluhan agribisnis, Hal menarik yang kita jumpai yaitu di tengah-tengah tanaman pangan terdapat petani yang membudidayakan tanaman hortikultura yaitu sawi manis.


Sawi manis jenis komoditi hortikultura yang paling banyak diusahakan oleh masyarakat jika dibandingkan dengan jenis komoditi lainnya karena mempunyai umur panen yang relatif pendek sehingga cepat dipanen, teknologi yang digunakan untuk mengusahakan sawi sangat sederhana dan hasil produksi sawi dapat terserap di pasar karena merupakan salah satu komponen susunan menu keluarga yang tidak dapat ditinggalkan, itulah sebabnya petani pengusaha sayuran umumnya lebih terdorong sehingga menjatuhkan pilihan untuk mengusahakan sayuran sawi, tanaman sawi manis sangatlah bermanfaat bagi kesehatan tubuh, selain itu tanaman sawi manis juga sangat toleran terhadap lingkungan, iklim dan cuaca. Sawi manis bisa tumbuh dengan baik pada dataran rendah, menengah maupun dataran tinggi, sawi manis juga menyukai tanah yang gembur dan subur. Tanaman ini tahan terhadap air hujan dan tetap tumbuh dengan baik pada musim kemarau, asalkan pengairannya cukup, akan tetapi tanaman ini tidak menyukai tanah dengan air yang menggenang dan becek. pH ideal untuk tanaman sawi manis antara 6.0 sampai 7.0. Tanaman sawi manis memerlukan cahaya matahari penuh dalam pertumbuhannya, karena itu tidak cocok ditanam pada lahan yang ternaungi.


Budidaya sawi manis tergolong tidak terlalu sulit ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk membudidayakan sayuran sawi manis  yang pertama yaitu pemilihan benih, persiapan lahan, pemupukan, cara penanaman, dan pemeliharaan. Pemilihan benih dilakukan oleh petani sendiri agar ketika di tanam benih dapat tumbuh dengan baik dan optimal, karena memang dalam budidaya tanaman sawi kali ini tidak dilakukan penyemaian terlebih dahulu. Persiapan lahan dilakukan sebelum proses penanaman, pertama lahan untuk budidaya sawi manis harus digemburkan terlebih dahulu dan dibersihkan dari gulma. Kemudian dibuat bedengan agar air tidak menggenang saat musim hujan. Bedengan dibuat dengan ketinggian 10 -- 20 cm dengan lebar  20-30 cm dan panjang disesuaikan dengan lahan. Jika pH dibawah 6.0, taburkan pupuk dolomit secara merata di atas bedengan. Penaburan dolomit dilakukan 7 -- 10 hari sebelum penaburan pupuk dasar. Selanjutnya proses pemupukan untuk hasil yang optimal maka bisa menggunakan pupuk dasar yaitu pupuk kandang atau kompos. Pupuk kandang diberikan setelah 7 -- 10 hari penaburan dolomit, bisa juga ditambahkan dengan pupuk ZA / Urea pada saat penaburan pupuk kandang. Pupuk kandang sebaiknya ditutup dengan tanah atau diaduk agar tercampur rata dengan tanah. Biarkan selama 2 atau 3 minggu sebelum penanaman benih. Proses selanjutnya  yaitu penanaman benih dimana benih dimasukan sebanyak 4 butir dengan tujuannya ketika ada salah satu benih yang tidak bisa tumbuh makkah benih lain bisa menggantikannya, jarak antar lubang 4 cm dengan 1 barisnya berisi 6 lubang pemberian jarak ini bermaksud agar tanaman sawi manis bisa tumbuh secara optimal dan tidak terhimpit dengan sawi lainnya ketika sudah besar. Proses selanjutnya yaitu Perawatan dan pemeliharaan tanaman sawi manis meliputi penyiraman, penyiangan dan pemupukan susulan. Penyiraman merupakan hal yang wajib dilakukan jika menanam sawi manis pada musim kemarau. Oleh sebab itu, sebelum menanam sawi manis pastikan terlebih dahulu bahwa ketersediaan air mencukupi. Pada musim hujan penyiraman tidak perlu dilakukan. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput dan gulma yang tumbuh disekitar tanaman sawi manis. Rumput dan gulma jika dibiarkan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyiangan dilakukan 2 sampai 4 kali hingga panen atau disesuaikan dengan kondisi gulma.Pemupukan susulan diberikan dengan cara dikocor atau dilakukan bersamaan dengan penyiraman. Pemupukan susulan dilakukan setelah tanaman berusia 2 minggu setelah tanam. Gunakan pupuk urea dan KCL dengan perbandingan 2 : 1. Larutkan segenggam pupuk tersebut dengan 30 liter air kemudian siramkan pada tanaman. Pemupukan sebaiknya dilakukan pada sore hari dengan interval 5 hari sekali atau disesuaikan dengan kesuburan tanaman.

Gambar 2. Petani Sawi Manis
Gambar 2. Petani Sawi Manis

 

Hasil produksi yang diperoleh kebanyakan masyarakat menjual di pasar, menjual langsung ke konsumen ada juga yang langsung menjual ke pedagang pengecer. Pendapatan dari usahatani sawi selama ini selain digunakan untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga, juga digunakan untuk menyekolahkan anak mereka ke jenjang pendidikan tinggi, Pendapatan sebagian digunakan sebagai modal baik untuk menggembangkan usahatani sawi dan juga digunakan untuk usahatani lainnya. Meski berkontribusi cukup besar pada perekonomian, tetapi petani belum menghitung dan mengetahui secara jelas pendapatan yang diperoleh dari usahatani sawi manis untuk setiap kali produksi.

Permasalahan petani yang kami jumpai di lapang yaitu terkait susahnya pupuk subsidi yang dimana ketika sudah saatnya musim pemupukan tetapi mereka kesusahan untuk mendapatkan pupuk, sehingga produktivitasnya kurang maksimal. Harga yang tidak stabil juga menjadi permasalahan bagi mereka, karena jika panen tiba harga anjlok makah otomatis petani akan merugi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun