Mohon tunggu...
Juhamri
Juhamri Mohon Tunggu... Lainnya - -

saya tidak tahu

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ancaman Konflik di Laut China Selatan: Bayang-Bayang Gelap bagi Kedaulatan Indonesia

31 Mei 2024   14:00 Diperbarui: 31 Mei 2024   14:01 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komando Armada I (Koarmada I) TNI Angkatan Laut telah menggelar latihan perang di Perairan Natuna Selatan dekat Laut China Selatan.

Pertama, diplomatik tetap penting. Posisi Indonesia sebagai penengah yang netral diperkuat oleh komitmennya yang lama terhadap non-blok. Indonesia dapat memanfaatkan peran ASEAN sudah termasuk dalam koordinasi ASEAN yang lebih kuat serta membangun dialog antar ASEAN dengan China. Forum dialog akan menjadi platform yang sangat membantu karena memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk berkomunikasi secara terbuka secara teratur dan membangun kerja sama yang lebih erat.Selain itu, diplomasi yang efektif dan aktif dapat mencakup kerjasama dengan negara-negara besar lainnya yang memiliki kepentingan strategis di wilayah tersebut, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.

Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya harus meningkatkan kerjasama maritim untuk meningkatkan pengawasan dan keamanan perairan mereka sendiri. Salah satu tindakan konkret adalah dengan membangun sistem pengawasan maritim bersama. Sistem ini akan memiliki kemampuan untuk menemukan dan menanggapi tindakan ilegal di perairan Laut China Selatan. Teknologi seperti drone dan satelit dapat meningkatkan jumlah pengawasan yang dilakukan.

Kedua, Indonesia harus memperkuat kemampuan maritimnya. Untuk melakukan patroli yang efektif di ZEE, diperlukan investasi dalam angkatan laut dan penjaga pantai modern. Keinginan Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan akan ditunjukkan dengan patroli teratur dan latihan dengan mitra regional. Untuk memastikan bahwa Indonesia dapat menanggapi setiap pelanggaran wilayah dengan cepat, diperlukan peningkatan peralatan dan teknologi militer, seperti kapal patroli dan pesawat pengintai. Selain itu, upaya untuk bekerja sama dengan negara-negara yang berdekatan dalam latihan militer dan patroli bersama dapat membantu memperkuat kapasitas organisasi untuk menangani ancaman maritim. Pertahanan kepulauan digital Indonesia, Metode tradisional kekuatan militer dan pengendalian sumber daya, meskipun penting, tidak cukup dalam menghadapi kemampuan teknologi Tiongkok yang canggih. Untuk mencegah serangan, Indonesia harus memanfaatkan keunikan geografinya dan merangkul era digital. Bayangkan jaringan sensor bawah air, drone, dan satelit yang saling terhubung menyelimuti wilayah maritim Indonesia yang luas. Data real-time mengenai penangkapan ikan ilegal, kapal yang mendekat, dan perubahan lingkungan akan dialirkan ke pusat komando terpusat. Ini akan meningkatkan kesadaran domain maritim, memungkinkan Indonesia untuk mengantisipasi dan menanggapi ancaman dengan cepat.

Metode ini memiliki beberapa keuntungan. Pertama, ini adalah metode yang hemat biaya untuk memantau kepulauan yang luas. Dibandingkan dengan metode tradisional yang membutuhkan banyak sumber daya manusia dan material, teknologi digital memungkinkan pengawasan yang lebih luas dan efektif. Kedua, transparansi dan kerja sama internasional ditekankan, menghalangi agresi tanpa menggunakan militerisasi terang-terangan. Selain itu, transparansi ini akan meningkatkan kepercayaan antara negara-negara di kawasan, yang akan mengurangi kemungkinan konflik. Terakhir, nelayan menjaga perairan, mendorong masyarakat lokal. Indonesia dapat membangun jaringan pertahanan yang lebih tangguh dan berbasis komunitas dengan melibatkan masyarakat lokal.

Ketiga, Indonesia memiliki kesempatan untuk memanfaatkan kekuatan ekonominya. Indonesia memiliki kemampuan untuk mengurangi ketergantungannya pada Tiongkok dengan mendiversifikasi kemitraan perdagangannya sebagai negara berkembang yang besar. Ada kemungkinan bahwa kekuatan ekonomi ini akan digunakan untuk menghentikan tindakan agresif. Indonesia dapat mengurangi risiko ketergantungan ekonominya dan mendapatkan posisi tawar yang lebih kuat dalam melakukan negosiasi dengan Tiongkok serta meningkatkan hubungan dagang dengan negara-negara di luar kawasan, seperti Uni Eropa dan negara-negara di Timur Tengah.

Tetapi tetap keutamaan Kemandirian Ekonomi Maritim,Indonesia harus mengubah pendekatan dengan membangun kemandirian ekonomi maritim di Laut Natuna jika ingin meredam konflik dan memperkuat kedaulatan. Ada beberapa keuntungan dari inovasi ini,Untuk memperkuat industri perikanan nasional Indonesia, diperlukan pembangunan armada kapal penangkap ikan modern yang dapat mencapai seluruh Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Selain itu, budidaya ikan laut berkelanjutan diperlukan untuk memenuhi permintaan domestik dan pasar ekspor.Kawasan ini dapat berfungsi sebagai pusat industri maritim terpadu, mendorong lahirnya "Zona Ekonomi Khusus Laut Natuna". Di sana dapat dibangun pusat penelitian kelautan, galangan kapal, dan fasilitas pengolahan hasil laut. Zona ekonomi khusus ini akan membuat investasi menarik dan menciptakan lapangan kerja baru, mengurangi ketergantungan pada ekonomi asing. Meningkatnya aktivitas ekonomi di Laut Natuna akan membuat wilayah tersebut lebih ramai dan aman, yang akan meredam upaya "pendudukan halus" oleh negara lain. Selain itu, memiliki kepentingan ekonomi yang kuat dan terstruktur di Laut Natuna akan membuat Indonesia lebih kuat dalam diplomasi.

Keempat,Peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat, membangun kesadaran masyarakat maritim juga tak kalah penting. Edukasi tentang kedaulatan laut dan pentingnya menjaga kekayaan laut perlu digencarkan. Persatuan bangsa menjadi benteng kokoh dalam menghadapi ancaman ini. Kesadaran ini dapat ditingkatkan melalui pendidikan formal, program pelatihan, media massa, dan inisiatif komunitas. Persatuan dan kerjasama antar warga negara menjadi kunci dalam menjaga kedaulatan dan kekayaan laut Indonesia.

Terakhir, Indonesia dapat berusaha untuk mencapai Kode Etik (COC) yang lengkap dan berlaku di Laut Cina Selatan. Sesuai dengan kepemipinan Indonesia di ASEAN 2023 yang ingin memulai kembali kode Etik.Kode ini akan mencegah eskalasi ketegangan dan menyediakan kerangka kerja untuk penyelesaian perselisihan secara damai. Dengan berpartisipasi aktif dalam pembentukan dan pelaksanaan COC, Indonesia akan menunjukkan komitmennya terhadap stabilitas regional dan tatanan internasional yang adil. COC juga dapat membantu negara lain bekerja sama lebih baik dalam pengelolaan sumber daya dan keamanan maritim.

Menjaga Kedaulatan, Membangun Masa Depan

Penulis menarik kesimpulan bahwa Laut China Selatan bukan hanya lautan yang menguntungkan , tetapi sudah menjadi ujian bagi kedaulatan Indonesia dan representasi dari tantangan yang dihadapi dalam mempertahankan integritas territorial di tengah perubahan geopolitik yang semakin kompleks. Perilaku yang tidak seimbang menjadikan bayang-bayang gelap bagi kedaulatan indonesia. Oleh karena itu sengketa laut china selatan menuntut pemikiran baru, serta langkah langkah yang di butuhkan pada pemerintahan baru yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun