Mohon tunggu...
Juhai riya
Juhai riya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, aku juhai riya. Sejak SD hobiku adalah menulis, baik itu menulis puisi maupun cerpen.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga Terakhir

28 Maret 2024   18:00 Diperbarui: 28 Maret 2024   18:05 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

     Kisah ini bermula dari insiden kecil yang membawa seorang gadis berseragam abu-abu terjerat dalam pusaran asmara cinta seorang Raden Bagus putra. Dia Lia, atau lebih tepatnya Aulia Farhan. Pertemuan yang bisa di bilang tidak romantis. 

Hmm... Berjalan seorang diri dengan tatapan kosong memang tidak di anjurkan, terlebih di jalan raya karena akan menyebabkan kecelakaan. Seperti yang Aulia alami saat ini, karena tidak fokusnya dalam berjalan menyebabkan kecelakaan tunggal pesepeda motor yang tengah melintas bersama temannya. Dirinya terjatuh bersamaan dengan pesepeda motor itu. Terkejut...? Oh, tentu. Dengan segera ia bangkit lalu membantu pesepeda motor itu untuk berdiri.  

   “ Aduh, aku minta maaf ya. Kamu nggak papa kan ?” tanyanya.

 Belum sempat pesepeda itu menjawab, segerombolan pesepeda lainnya datang menghampirinya. 

“ Kamu nggak papa den ?” tanya salah satu temannya yang dibalas gelengan oleh pemuda itu.

 Aulia yang disamping-Nya hanya menunduk takut, pasalnya semua tatapan saat ini berpusat ke arahnya.

 “ Widih... Ada dedek gemoy nih !” seru salah seorang berbadan sedikit gempal.    

   Semenjak insiden itu, keduanya saling dekat satu sama lain. Bahkan tak jarang Raden mengajak Aulia untuk main keluar, entah makan bersama atau jalan-jalan keliling kota atau mengantar jemput nya ke sekolah. Sampai tiba dimana waktunya sebuah ungkapan perasaan terlontar dari bibir sosok Raden Bagus putra, langit malam yang berbintang serta indahnya taman kota menjadi saksi bisu ungkapan perasaan sosok Raden. Aulia dengan senang hati menerimanya. 

     Minggu, Raden mengajak Aulia untuk menemaninya untuk pergi ke salah satu pantai yang ada di kota itu. Semua rasa berpadu menjadi satu di hati Aulia maupun Raden. 

Duduk di gazebo menikmati deru angin pantai dan indahnya senja adalah salah satu keinginan Aulia.

    “ Dari dulu, aku sangat ingin melihat senja secara langsung, dan... Makasih !” ucapnya yang terkesan tiba-tiba.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun