Mohon tunggu...
Jufran Helmi
Jufran Helmi Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Obituari Dr. Ing. Riesdam Effendi: Antara Cinta dan Logika

10 Februari 2014   17:07 Diperbarui: 4 April 2017   16:31 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1392026565853777998

Telah berpulang ke rahmatullah, rekan kami  Dr. Ing. Riesdam Effendi, pada hari Rabu, 5 Februari 2014, pukul  09.55 WIB pagi, di ruang ICU Rumah Sakit PMI Bogor, di usia 50 tahun.  Ustaz yang lebih dikenali oleh kerabatnya dengan nama lain Abdurrahman atau sering dipanggil Dr. Rahman itu wafat meninggalkan 3 orang istri yang masih hidup dan 4 orang anak (salah satu istrinya telah lebih dulu wafat).

Setelah disemayamkan sejenak di rumah duka, di kawasan Sentul, Bogor, pada hari itu juga jenazah almarhum dibawa oleh sanak keluarganya ke daerah Gunung Batin, Lampung Tengah, untuk dimakamkan di sana. Konon kabarnya, Riesdam sendiri yang memilih tempat peristirahatannya yang terakhir itu, di sisi makam ayahnya, melalui wasiat kepada keluarga ketika almarhum masih dirawat di rumah sakit.

Kepergian Riesdam bagi saya bukan saja kepergian seorang sahabat yang baik, tapi juga kepergian seorang figur pencari kebenaran sejati. Kewafatannya tepat waktu ketika baru saja dia membuat keputusan besar yang mengubah perjalanan hidupnya secara totalitas.

Sebagai manusia, pastilah tidak semua yang ada pada dirinya sempurna. Justru karena karena tidak sepenuhnya sempurna itu, kisah perjalanan hidup Riesdam menjadi menarik diceritakan untuk dijadikan iktibar. Saya mempunyai sedikit catatan yang merekam turun naiknya hubungan kami.

[caption id="attachment_311316" align="aligncenter" width="456" caption="Foto keluarga Riesdam bersama empat istri (deretan depan) dan empat anak (deretan belakang). Yang paling kanan adalah Salwa, istri ketiga, yang telah wafat terlebih dulu setahun yang lalu. (sumber foto: akun FB ybs)"][/caption]

Cinta dan taat Riesdam pada pemimpin spiritualnya sungguh luar biasa.  Saya, juga beberapa kawan yang saya jumpai, mengetahui hal itu. Di dalam organisasi tarekat, mursyid (pemimpin spiritual) memang dipandang sebagai wasilah bagi murid menuju Tuhan. Keselamatan hidup murid sangat tergantung kepada penerimaan mursyid. Seolah-olah, sayang mursyid adalah sayangnya Allah dan bencinya adalah bencinya Allah.

Sebagai pengikut tarekat, Riesdam meyakini itu. Terbukti, hampir separuh usianya itu diabdikannya untuk berjuang di atas keyakinan itu. Walaupun latar belakang pendidikannya adalah teknik penerbangan bergelar doktor, tapi masyarakat umum di Indonesia justru mengenalinya sebagai juru da'wah anggota Arqam. Arqam adalah organisasi da'wah berbasis tarekat.

Kalau cinta kepada mursyid itu masih dikawal oleh akal sehat di bawah panduan syariat secara tepat, tidak ada yang akan mempermasalahkan tarekat dan konsep mursyidnya itu. Ratusan tarekat telah ada di dunia ini sepanjang sejarah. Tapi, kalau kecintaan itu telah jatuh ke dalam taksub (pengkultusan) pada pemimpin yang keterlaluan, tidak heran kalau sebagian tarekat dicap masyarakat sebagai ajaran sesat.

Kasus taksub (pengkultusan) kepada mursyid inilah yang membuat Arqam, tempat Riesdam beraktifitas, menjadi organisasi yang kontroversial di tengah masyarakat.  Sejak tahun 1994, Arqam telah dinyatakan sebagai organisasi terlarang di seluruh Malaysia.  Bahkan, ulama di beberapa daerah di Indonesia dan Brunei menyatakan Arqam sebagai organisasi sesat.

****

Sejak kecil, Riesdam dikenal sebagai anak yang cerdas. Ketika SMP, ia pernah terpilih sebagai siswa teladan se kota Tanjung Karang. Pendidikan tinggi Riesdam dimulai di jurusan Teknik Mesin ITB, di almamater tempat saya juga menuntut ilmu. Riesdam masuk ITB  angkatan 1982 sedangkan saya 1981.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun