Dari pucuk jelutung, Kureh dapat melihat kolam pemandian Bayur seperti tak berdinding. Dinding artistik kolam yang tembus pandang kalau di bawah, tidak berfungsi sama sekali untuk tempat yang tinggi. Beberapa orang nenek terlihat melompat ke air seperti lumba-lumba. Walaupun semuanya pakai kain bahasahan, Kureh tetap terpesona dibuatnya. Otak intelinjennya pun bekerja, menautkan dua fakta.
"Pastilah si Sutan tengik itu mengintip gadis-gadis Bayur berenang setiap petang seperti duyung,” bisik Kureh mantap.
“Rupanya, ia ada kelainan,” lanjutnya.
Setelah Kureh membuka cerita itu dari warung ke warung, hampir-hampir saja Sutan dilaporkan orang kampung kepada Datuk Dirajo Sati untuk dihukum pancung.
Karena kearifan Haji Samsudin, guru mengaji di kampung Bayur, kepala Sutan hanya digundul dan ia diminta bertobat di tanah lapang. Pohon jelutung yang menjadi saksi pornografi pertama di dunia itu diputuskan untuk ditebang. Kayunya dihanyutkan ke sungai Bancah. Daun-daunnya dikeringkan kemudian dibakar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H