Kabar Ahok jadi bos BMUN, terus menuai kontroversi. Dimulai, sejak Menteri BUMN Erick Thohir memanggil Ahok ke kantornya. Kendati demikian, Erick tetap tidak berniat turut campur lebih jauh.
Nama Ahok tentu saja dilaporkan juga ke Presiden RI. Sebab pada akhirnya, penentuan Dirut BUMN ditentukan oleh Tim Penilai Akhir, yang juga dipimpin oleh Jokowi.
Sebenarnya, hangat-hangat soal BUMN telah mengemuka sebelum penentuan kursi kabinet beberapa waktu lalu. Dan diprediksi, bakal ditempati orang yang punya leverage politik. Tidak sekedar bermodal profesional keahlian semata.
Kini, prediksi itu mulai benar. Diketahui, Ahok sendiri tidak terpisahkan dari PDIP. Artinya, bisa dipastikan barangkali Ahok itu kader PDIP. Lalu?
Yang paling meradang soal ini, yakni Persaudaraan Alumni (PA) 212. Lebih jauh, mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini dinilai bakal jadi bencana bagi negeri, bila jadi pejabat BUMN.
Kata Jubir PA 212, Novel Bamukmin, seharusnya BUMN di isi oleh orang-orang yang bersih dari bukan mantan narapidana kasus penistaan agama di Indonesia.
"Pertamina itu obyek vital harus diberikan kepada orang yang benar-benar bersih dari kasus hukum apapun, apalagi orang pribadinya sangat buruk. Bisa-bisa Pertamina menjadi gaduh dan mogok kerja," katanya.
Tak hanya itu, kata Novel, apabila Ahok menjabat di BUMN, masalah perekomian di Indonesia akan lumpuh, serta pastikan bahan bakar minyak menjadi terhambat. Semua diakibatkan karena investor bisa kabur mengingat kelakuan Ahok.
Diketahui, Ahok memang pernah terjerat pidana penistaan agama. Sebelumnya, kasus ini, disertai gelombang unjuk rasa bermula dari pidato Ahok yang disampaikan kepada masyarakat Pulau Seribu di 27 September 2016. Ahok menyinggung Surat di dalam Alquran, Al-Maidah ayat 51 tentang pedoman memilih pemimpin.
Lalu apa kaitannya dengan Ahok jadi bos BUMN?
Saya pikir PA 212 perlu berpikir ulang. Penilaian tersebut sangat dangkal, dan terkesan menyerang personal seseorang.