Mohon tunggu...
Nur Hasanah
Nur Hasanah Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswi program Magister Jurusan Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, semester IV 2013/2014.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Review Buku "Persekutuan Aneh: Pemukim Cina, Wanita Peranakan, dan Belanda di Batavia VOC" Karya Leonard Blusse

19 Agustus 2014   17:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:09 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A.Pendahuluan

Nusantara memiliki daya tarik tersendiri bagi dunia luar, terutama dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya yang melimpah. Hal ini yang mendorong orang-orang Cina dan orang-orang Belanda untuk datang ke Nusantara. Awal mula keberadaan orang-orang Cina di Nusantara tidak diketahui secara jelas.

Belanda sendiri tiba di Nusantara dengan dilatarbelakangi oleh jatuhnya pelabuhan di Lisabon ke tangan Spanyol. Sebagai catatan, Lisabon merupakan tempat perdagangan rempah-rempah yang dilakukan oleh orang-orang Belanda. Dengan jatuhnya Lisabon ke tangan Spanyol membuat orang-orang Belanda tidak dapat berdagang ditempat tersebut dan memicu mereka untuk mencari sendiri asal rempah-rempah yang selama ini mereka perdagangkan.

Pemerintah Belanda mengumpulkan para ahli ilmu bumi, diantaranya adalah Plancius dan Mercantor,serta ahli navigasi laut, yaitu Lucas Janz Waghenaer.Akhirnya mereka berangkat dari Pangkalan Tessel di Belanda Utara dengan menggunakan 4 buah kapal pada tanggal 2 April 1595 dan tiba di Banten pada tanggal 23 Juni 1596,dengan 3 buah kapal dan 89 anak buah yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman, dan Pieter de Keyser. Dalam ekspedisi pertama ini, Belanda berhasil mengeruk keuntungan yang melimpah hingga terbentuk ekspedisi-ekspedisi lain ke wilayah Nusantara yang memicu persaingan tersendiri antara sesama orang Belanda dengan kongsi dagangnya masing-masing.

Pada awalnya kedatangan orang-orang Cina ke Nusantara bertujuan untuk berdagang. Lambat laun, orang-orang Cina tersebut merasa nyaman tinggal di Nusantara sehingga banyak dari mereka yang kemudian menetap, membawa keluarganya ke Nusantara ataupun menikahi orang-orang pribumi yang melahirkan akulturasi dan asimilasi kebudayaan. Keterbukaan orang-orang pribumi dan keadaan alam Nusantara turut membuat orang-orang Cina tersebut merasa nyaman. Salah satu tempat yang membuat mereka nyaman adalah Jayakarta yang kemudian berganti nama menjadi Batavia saat orang-orang Belanda menguasai Batavia.

Untuk menangani masalah tersebut, dibentuklah suatu kongsi dagang besar bernama VOC yang mirip dengan pemerintahan suatu negara yang berkedudukan di Batavia dengan wakil di Belanda bernama Hereen XVII. Berbeda dengan orang-orang Cina yang berniat untuk berdagang, VOC tidak hanya berdagang namun memonopoli bahkan menguras sumber daya yang ada di Nusantara. Inilah yang kemudian membuat VOC dan orang-orang Cina nantinya terlibat perselisihan yang memuncak pada pemberontakan tahun 1740.

Alasan saya memilih buku yang bertema Batavia Kolonial abad 17 adalah saya tertarik dengan dinamika hubungan antara orang-orang Cina, pribumi, dan orang-orang Belanda, mulai dari perdamaian hingga terjadinya pemberontakan.

B.Sosok Leonard Blouse

Lahir di Rotterdam, Belanda, 23 Juli 1946 adalah seorang sejarawan yang banyak meneliti hubungan antara Asia dan Eropa. Blussé sudah menghasilkan banyak karya, lebih dari dua puluh buku sejak tahun 2000. Karya utama yang dipublikasikan antara lain:

1.Terlihat Kota Canton, Nagasaki dan Batavia dan Kedatangan Amerika Cambridge:. Harvard University Press 2008.

2.Shiba Shiji-mo Badaweiya Tangrenshihui (Masyarakat Cina Batavia pada Akhir Abad XVIII Xiamen:. Universitas Xiamen Tekan 2002.

3.Obligasi pahit, A Perceraian Drama kolonial abad ketujuhbelas. Princeton: Markus Wiener Publishers 2002.

4.Retour Amoy, Anny Tan - Een vrouwenleven di Indonesië, Nederland en China. Amsterdam: Balans Penerbit.

5.Ba-ta-wei-ya hua-jen yu Chung-ho Maoyi (The Chinese of Batavia dan perdagangan Sino-Belanda). Publishing Company Guangxi Rakyat, 1997.

6.Zhong-ia jiaowang shi (Sejarah Hubungan Sino-Belanda), Amsterdam: Otto Cramwinckel, 1989,1999. (Dutch terjemahan Tribuut aan Cina 1989, 2008, Jepang Ryu Translation ke Mitsubachi, Chugokukai-eki ada orandajin yonhyakunenshi, Tokyo:. Koyo Shobo, 2008).

7.Aneh Perusahaan, Settlers Cina, Mestizo Perempuan dan Belanda di Batavia VOC, (Verhandelingen KITLV 122), Dordrecht: Foris 1986, 1988).

8.Nederlanders Overzee. (Dengan Jaap de Moor) Wever, Franeker 1983.

Parlindungan Siregar, dkk. Kesulatanan Jayakerta, Jakarta: Adabia Press, 2012. Hal. 104.

Zuhdi, Susanto. VOC di Kepulauan Indonesia:Berdagang dan Menjajah, Kedutaan Besar Republik Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hlm.1.

Vermeluen, Johannes Theodorus. Tionghoa di Batavia dan Huru Hara 1740, Penerbit Komunitas Bambu, Jakarta, 2010, hlm. 1.

M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2008, hlm. 50.

C. R. Boxer, Jan Kompeni Dalam Perang dan Damai 1602-1799, Sinar Harapan, Jakarta, 1983. hlm. 9

Prof.dr. J.L. Blussé van Oud-Alblas (Leonard)". Leiden University. Diakses 20-04-12. Pukul 23.10

Buku-buku Leonard Blusse yang pernah diterbitkan

Tahun 2000

1. The Formosa Encounter, Catatan Formosa Aborigin Masyarakat 1636-1646. Vol. II, Taipei: Shung Ye Museum Aborigin. 610 hlm

2.  Rosenkrieg, Ein Scheidungsdrama um Besitz, Macht und Freiheit im 17.Jahrhundert. Frankfurt: Kampus Verlag. 219 hlm (edisi Jerman pahit Bruid lihat 21)

3. Retour Amoy, Anny Tan - Een vrouwenleven di Indonesië, Nederland en China. Amsterdam: Balans Penerbit. 368 hlm (Herdruk di Rainbow Kantong 2002

4. Menjembatani Kesenjangan, 400 tahun Hubungan Belanda-Jepang. Utrecht: TELEAC Penerbit. 288 pp, b) (Dutch versi) Bewogen Betrekkingen, TELEAC Penerbit, c) versi Jepang: Nichiran Koryu yonhyaku-nen no Rekishi ke Tenbo, Tokyo: Nichiran Kyokai Penerbit

5. De Dagregisters van het Kasteel Zeelandia, Taiwan. Vol. IV: 1655-1662 (RGP Grote Serie 241) 's-Gravenhage: Instituut voor Nederlandse Geschiedenis. 754 hlm

Tahun 2001

1. The Deshima Daghregisters, 1640-1650. Vol. 11, Intercontinenta Seri XXII. Leiden.

Tahun 2002

1. Gongan bu, Bacheng Huaren Gongguan Dangan (Gong An Bu-Risalah Rapat Dewan Dewan Cina) Vol. 1, Xiamen: Xiamen University Press. 424 hlm

2. Shiba Shiji-mo Badaweiya Tangrenshihui (Masyarakat Cina Batavia pada Akhir Abad XVIII

Xiamen:. Universitas Xiamen Tekan 409 hlm.

3. Obligasi pahit, A Perceraian Drama kolonial abad ketujuhbelas. Princeton: Markus Wiener Publishers. 194 hlm

4. Kennis en Compagnie, De Verenigde Oost Indische Compagnie-en de moderne wetenschap. Amsterdam: Balans Penerbit. 191 hlm

Tahun 2003

1. The Deshima Diaries, Marginalia 1740-1800. Tokyo: Jepang Institut Belanda 2004. 898 hlm

2. The Arsip Kong Koan Batavia. Leiden, Boston: Brill. 160 hlm

3. Sekitar dan Tentang Formosa, Essay untuk menghormati Profesor Cao Yung-ho. Taipei: SMC Publishing Inc 339 hlm

4. Pergeseran Masyarakat dan Pembentukan Identitas di Modern Awal Asia. Studi di Luar Negeri Sejarah Vol.3, Leiden: CNWS Penerbit. 218 hlm

Tahun 2005

1. Rivalitas dan Konflik, pedagang Eropa dan jaringan perdagangan Asia pada abad XVI dan XVII. Studi di Luar Negeri Sejarah. vol. 7, Leiden: CNWS Penerbit. 382 hlm

2. The Deshima Daghregisters, 1651-1660. Vol. 11, Intercontinenta Seri XXIII, Leiden, 493 hlm



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun