Tepat tanggal 2 Agustus 2021, Presiden secara langsung turun tangan mengumumkan kalau PPKM darurat level 4 diperpanjang sampai 9 Agustus 2021. Reaksi pro dan kontra itu sudah pasti terjadi. Ketika kontra kemudian mengeluh bahkan protes itu wajar. nah yang menarik bentuk protesnya, mulai dari yang unik, sedih, sampai yang gurih. setelah pengumuman itu, saya iseng membuka whatsapp. reaksi teman-teman melalui status whatsapp terkait pengumuman itu langsung bermunculan. Mulai dari foto presiden saat pengumuman sampai bikin status video-video kocak. Ada video yang membuat saya ingin menontonya berkali-kali. video wawancara dengan narasumber yang ekspresi serius, grogi tetapi memendam kegembiraan orang itu mengucapkan " terimakasih Atas bantuan 5 juta dari pemerintah untuk PPKM darurat. Sayapun mak deg melihat video itu. Jatung saya seperti berhenti sejenak. Dalam hati saya ucapkan alhamdulillah akhirnya rakyat dapat rejeki nomplok. Kali ini pemerintah bener-bener memberikan perhatian lebih kepada rakyatnya. Meski denger-denger keuangan negara sedang kritis. Lima juta satu kepala keluarga itu sudah banyak karena gaji saya sebulan tidak sampai segitu. Saya jadi makin mengawang-awang. Kira-kira saudara-saudara saya yang kena dampak akibat pandemi ini dapat juga tidak ya? Â Bagaimana ini cara ngurusnya? Sayapun makin penasaran dengan video ini. kemudian divideo lanjutanya ada yang nanya "apakah uangnya sudah cair? Dijawab "belum ini lagi Latihan, seumpama dapat bantuan."gubrak. sayapun kesel tetapi tetap tidak bisa menahan tawa. Padahal saya kira serius. Saya pikir kali ini pemerintah bener-bener melaksanakan amanat Undang-Undang. Sesuai UU Karantina Kesehatan no 6 Tahun 2018. Dimana salah satu bunyi pasalnya "Selama dalam Karantina Wilayah, kebutuhan hidup dasar orang dan makanan hewan ternak yang berada di wilayah karantina menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat". Tetapi ternyata saya yang bodoh! ini bukan "karantina" ini "PPKM"! Hurufnya saja beda, ya tentu jelas Namanya beda. Kalau pemberlakuannya ada mirip-mirip itu nasib. Bukanya kata "Ditinju" itu beda dengan "ditonyo", "dimarahin" itu beda dengan "dipelototin".
Respon protes selanjutnya adalah video editan presiden berpidato menanyakan kelanjutan PPKM. Presiden menanyakan "PPKM darurat ini akan diperpanjang tidak?". Dijawab oleh pengedit "diperpanjang pak!" kemudian pertanyaan lagi dari presiden "Kalau diperpanjang sampai kapan?" Dijawab oleh pengedit "sampai tuek" dilanjutkan potongan lagu Deny caknan "sampai tuek.....nananana(silahkan cek sendiri lagunya, kalau saya suruh menuliskan irama saya menyerah)" sontak saya tertawa. Tuek itu lebih dari tua, alias tua banget. setelah capek tertawa, tak terasa saya merenung. Saya piker piker kalau agennya virus ini manusia. Bahkan kemarin beritanya macan saja tertular virus ini. Besuk jangan-jangan kucing, cicak, tikus dan hewan lain-lain. Â wah jangan-jangan bisa bener ini sampai tuek. bahkan mungkin sampai anak cucu saya kelak. kalau sampai begitu akan susah dibasmi. ini harus segera dicari penagkalnya. Â Pertanyaan "jangan-jangan" bermunculan lagi dikepala saya. Jangan-jangan besuk covid-19 ini sama seperti flu. Meskipun flu tidak bisa dibasmi tuntas, tetapi tidak sepanik dunia menghadapi covid-19, dan besuk nasibnya sama seperti flu, cukup membeli obat warung. Tidak ada lagi lockdown, karantina, PSBB, PPKM Darurat, PPKM Level 1,2,3,4 dan seterusnya. Semoga tidak sampai level super pedas, level 10.
Video presiden yang sama tadi juga diedit dengan versi berbeda. Ketika presiden nanya. "ini PPKM mau dilanjut tidak? Kalau dilanjut sampai kapan?" dijawab dengan potongan video lagu "semua terserah padamu, aku begini adanya, ku hormati keputusanmu apapun yang akan kau katakan" lagu dari broery dan dewi zul. Tentu dengan nuasa pilu mendayu dayu dan menyayat hati. Seakan-akan ini mewakili hati mereka yang tersayat-sayat dengan keadaan. Hati-hati orang mupus, terserah apa yang akan terjadi, terpaksa ikhlas, karena menyerah.
Kemudian dimedsos beredar video seorang bapak sopir angkot menangis. Dia bercerita penghasilan menurun drastis bahkan minus akibat PPKM. Untuk beli bensin angkotnya dia minta uang istri, tetapi tarikan tetap sepi hasilnya tak memadai. Si bapakpun bercerita sambal menangis, meratapi pilunya keadaan yang harus dia jalani. Sungguh miris beberapa orang kecil yang terdampak pandemic covid 19 ini. Divedio ini komentar para netizen yang bersimpatipun berlimpah. Ada yang pengen nyumbang dan yang lebih banyak memangil para dermawan. Diinstagram mereka beramai-ramai tag @ariefmuhamad, @putrasiregar, @baimwong. Waduh, sontak saya bertanya-tanya. Ini orang-orang kenapa sambatnya kepada mereka. Kenapa tidak ke pemerintah. Ini mah salah sambat! Mengapa mereka tidak mengadu kepada pemerintah yang berkewajiban menangani. Saya baca komentar-komentar akhirnya ada yang sepemikiran dengan saya. Ada yang berkomentar "Itu salah mengadu woi..., harusnya kepemerintah!" eh ada yang nyeletuk kalau ke pemerintah percuma. Oh ..ternyata sebagian mikirnya gitu, mengadu ke vlogger lebih realitis. Karena kemungkinan terealisasi lebih besar.
Kalau itu reaksi sedih. Ini reaksi protes yang gurih. Artis yang lagi naik daun mungkin karena sering kontroversi. Kali ini bikin heboh lagi. Beraksi pakai bikini dipingir jalan. Coba bayangkan si dinar candy yang sexy, pakai bikini. Dia berdiri dipingir jalan hanya pakai bikini, dengan nenteng tulisan stress akibat PPKM. Akibat aksinya ini malah harus berurusan dengan pihak kepolisian. Apalagi kalau lihat komentar netizen dominan komentar negatif terhadap aksi dinar candy ini. Kalau kaum garangan berpikir positif saja, ternyata tuhan menciptakan mahluknya dengan bentuk seindah itu. Mungkin maksud si dinar candy "telanjang" mengajak semua telanjang, menjadi manusia polos, kembali kefitrah, mengunakan hati yang jernih, dan murni. Melihat penderitaan rakyat jelata dengan hati yang murni, menanggalkan pakaian kepentingan dan nafsu. Tetapi kenapa kita kaum adam melihat aksi dinar candy malah jadi nafsu. obs....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H