Akhir-akhir ini saya sering bertanya kepada anak-anak saya tentang cita-cita mereka kelak. Meskipun masih sering berubah-ubah, namun ada satu hal yang dipertahankannya hingga saat ini. Kalau dulu saat ditanya cita-citanya ingin menjadi dokter, lalu berganti menjadi pelukis dan yang terakhir ini jawabnya selalu konsisten. Ingin menjadi Youtuber. Baiklah, di era digital seperti sekarang ini sudah lazim jika seorang content creator di Youtube bisa mendapatkan penghasilan fantastis.
Ya, sejak ditemukannya internet, setiap orang bisa menjadi terkenal karena karyanya di dunia maya. Lebih tepatnya populer dengan konten yang mereka hasilkan dan bisa sampai viral. Maka tak heran jika ujug-ujug seseorang yang tadinya biasa-biasa saja mendadak wara-wiri muncul di televisi atau sliweran di timeline socmed dengan video mereka yang anti mainstream. Jika konten itu positif sebenarnya baik-baik saja tapi bagaimana jika kontennya membawa dampak negatif?
Itulah yang menjadi persoalan. Jangan sampai demi konten agar viral, seseorang sampai menghalalkan segala cara termasuk melakukan hal tidak terpuji dan membahayakan diri sendiri. Ingatlah, jejak digital itu tak bisa berbohong. Meskipun kontennya sudah dihapus, jejak itu tak akan pernah hilang karena ada jutaan jari yang sempat screenshoot untuk mengabadikannya dan ada yang menyimpan filenya.
Bayangkan jika hal tersebut terbaca oleh anak cucu dan keturunan kita kelak. Betapa memalukannya. Lain halnya jika jejak digital yang kita hasilkan adalah hal-hal yang bermanfaat dan menginspirasi serta memberikan motivasi untuk maju bagi orang lain. Tentu akan banyak orang yang menyukai dan mengabadikan serta membagikannya kepada orang lain sehingga semakin banyak yang merasakan kebaikannya.
Kembali kepada cita-cita anak saya yang ingin menjadi seorang Youtuber, saya harus memberikan support dan memberikan fasilitas yang memadai kepadanya. Kebetulan anak saya saat ini sudah mempunyai channel Youtubenya sendiri dan sudah ada beberapa video yang diupload. Kegiatan ini dapat melatih kemampuan anak untuk berbicara di depan umum dan dapat menstimulasi kecerdasan sosialnya.
Saya punya harapan anak saya dapat menemukan hobby dan passionnya sejak dini sehingga sebagai orangtuanya, saya dan suami dapat mengarahkan segala potensi, minat dan bakatnya secara optimal sehingga segala cita-citanya dapat terwujud dengan sukses. Agar dapat membuat konten yang baik sesuai dengan konsep yang diinginkan, anak saya membutuhkan support dan jaringan internet yang lantjar jaya.
Maka saya memilih Internet Provider yang handal dan terpercaya dari Telkom Indonesia. Pasti semua sudah kenal dengan IndiHome. Bersama IndiHome, anak saya berusaha menghasilkan karya yang bermanfaat bagi siapapun yang menyaksikannya. Senang jika banyak orang dapat menikmati konten kreatif anak saya.
Love IndiHome!