Mohon tunggu...
Judith Hutapea
Judith Hutapea Mohon Tunggu... -

Perempuan penyuka jalan-jalan,menulis,makan dan menikmati hidup dengan menebarkan senyum di jiwa....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antara Bandung-Yogyakarta

4 Agustus 2011   06:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:06 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat ini aku sedang berada di ketinggian 14.000 kaki di atas permukaan laut.Cuaca cerah,awan yang kulihat sesekali membentuk gambaran yang membuat imajinasiku bermain. Rute perjalanan dari Bandara Husein Sastranegara Bandung menuju kota Yogyakarta ini sebenarnya sudah kutempuh berulang kali namun entah mengapa penerbangan kali ini terasa begitu hampa.Ya,hampa.Aku tak tahu mengapa.Mungkinkah karena perjalanan kali ini tidak kulakukan bersama Diana,perempuan cantik berambut sebahu yang  pernah mengisi hati sekaligus kehidupanku. Diana memang cantik.Ia tak hanya cantik secara fisik namun juga lebih dari itu.Kebaikan serta ketulusan hatinya  membuatku jatuh cinta padanya.Kami sekantor.Ia yang berada satu divisi dan satu team denganku membuat kami sering bersama.Acara dinas keluar kotapun sering kami lalui bersama.Mungkin karena itulah membuat hubungan kami semakin lama semakin dekat saja.Seperti gayung bersambut,Diana ternyata mempunyai perasaan yang sama denganku.Aku sendiri tadinya tak menyangka ia bisa jatuh hati padaku namun seiring waktu semuanya terjadi.Ia jatuh dalam pelukanku dan aku semakin memujanya.Memuja seluruh yang ada padanya. "Sayang,benarkah kamu mencintaiku?" Suatu ketika Diana bertanya ketika kami sama-sama berada di dalam pesawat yang membawa kami ke kota Gudeg Yogyakarta. "Sstt...pelan-pelan Di,kamu nggak malu kedengaran penumpang lain?" "Tapi...benarkah selama ini perasaanmu terhadapku? Kuletakkan telunjuk kananku pada bibirnya."Aku mencintamu,Di..." Suaraku yang lirih akhirnya menghantarkan kepala Diana yang rebah di bahuku. Kota Yogyakarta memberikan kenangan indah bagiku dan Diana sejak itu.Sepanjang Malioboro,pantai Depok,pantai Drini,Borobudur,Candi Boko hingga makan malam di Gajah Wong atau Omah Dhuwur Kotagede takkan pernah kami lupakan.Bias cinta kami memancar dan aku semakin yakin dengan semuanya.Ia takkan kulepas hingga kapanpun. "Sayang,aku tak kan bisa..." Tiba-tiba suatu hari Diana dengan suara lirihnya berkata padaku.Saat itu adalah kali ke delapan kunjungan kami ke Yogyakarta. "Ada apa Di?" Aku yang diliputi tanda tanya segera memeluknya.Kulihat sudut matanya telah digenangi air. "Hey,Di,ada apa?" Kuusap air yang mulai mengalir melewati kedua pipinya. "Maafkan aku...aku tak bisa meneruskan cinta kita ini sayang..." "Di...." "Kamu tentu paham,kita tak mungkin dapat meneruskan hubungan ini.Ini hubungan yang tak seharusnya,sayang,bagaimana mungkin...orangtuaku,kerabat...semuanya tentu akan mengecamku bahkan mungkin membunuhku..." Suara Diana semakin tercekat.Aku hanya menunduk diam. "Sudahlah,sayang,lebih baik kita berpisah..." "Di...." "Asti...maafkan aku...." Kulihat punggung Diana semakin menjauhiku.Menjauhi hatiku yang mendadak hancur.Perih. (Bandara Husein Sastranegara,just now)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun