Mohon tunggu...
Judith Hutapea
Judith Hutapea Mohon Tunggu... -

Perempuan penyuka jalan-jalan,menulis,makan dan menikmati hidup dengan menebarkan senyum di jiwa....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Alex dan Krucil

12 Agustus 2011   08:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:52 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Alex sedang berbisik-bisik di pojok ruang tengah,dekat rak buku.Kulihat ia seorang diri di sana namun setelah kuperhatikan ia seperti sedang bercakap-cakap dengan seseorang.Tergerak oleh rasa penasaran,aku bermaksud mendekat dan mengupingnya dari balik lemari hias.

“Krucil,jadi kamu berniat pergi lagi?”

“Kemana? Hahh?NTT? Jauh banget!Pasti kamu punya pacar di sana…” Alex terkekeh.

“Baiklah…kutunggu ceritamu!” Kulihat Alex masih terkekeh sambil melambaikan tangannya.

Hampir copot jantungku.Sedang apakah Alex,keponakanku,barusan?ABG berusia 16 tahun itu terlihat sangat aneh di mataku.Seratus persen aku yakin dan melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa barusan Alex,anak bungsu Mbak Sinta,kakakku satu-satunya itu sedang bercakap-cakap,namun dengan siapa?Tak seorangpun kulihat di sana!

Aku jadi ingat Tria,salah seorang teman kuliahku yang pernah mengajak berbincang dan membahas tentang orang yang mempunyai kemampuan untuk melihat makhluk dari dimensiastral dan hal yang disebut orang dengan astral projection.Tria bilang ada orang yang memang sejak lahir mempunyai kemampuan tersebut,bahkan mereka yang pernah mengalami mati suripun bisa melihatnya.Dicky,pacar Tria malah mengaktifkan chakra ke-6 atau mata batinnya untuk bisa melihat hal yang berbau astral tersebut.

“Sri, jiwa kita sebenarnya bisa melakukan perjalanan sendiri ke tempat lain, terpisah dari tubuh kita,”Ujar Tria saat itu.

What?” Aku yang tak terlalu paham hanya terkejut mendengarnya.

“ Betul. Jiwa kita bisa berkelana Sri dan ini bukan mimpi lho,karena jiwa kita benar-benar pergi atau berada di tempat lain dan bisa melakukan suatu aktivitas di sana,”Lanjutnya.

Aku semakin bingung namun tetap penasaran ingin mendengar penjelasannya.

“Jadi, selama ini kita hanya melakukan perjalanan antar dimensi dari masa kecil hingga sekarang ini. Perjalanan ini akan terus berputar dalam satu siklus,”Ujar Sri.

“Kalau…hantu?”

“Hmm…hantu itu macam-macam lho,makhluk Jin misalnya,ia punya badan Jasmani dan badan Astral juga seperti kita pada dimensi kehidupannya dan antara dimensi kita dengan dimensi Jin, ada tabir gaib pemisah dimensi. Nah,untuk melewati tabir ini diperlukan keahlian khusus,”

“Ah….kamu mengerti tidak semua yang kukatakan tadi?” Tria tersenyum lebar melihat ekspresiku yang mungkin terlihat seperti orang bingung.Aku hanya mengangkat bahu.

“Huh…dasar!” Tria meninju pelan bahuku dan akhirnya kamipun sama-sama tertawa.

***

Bulik,ngapain bengong di sini?” * Tak sadar ternyata Alex telah berada tepat di hadapanku.

“Kok Bulik kayak orang bengong sih?”

“Ah nggak,Lex…hmmm….tapi Bulik penasaran.Tadi Bulik lihat kamu sedang bercakap-cakap tapi Bulik nggak melihat siapapun di dekatmu,”

“Oohhh itu tadii…” Alex kembali terkekeh.

“Kok ketawa Lex?Memangnya tadi kamu latihan drama ya?”

“Bukan,tadi itu aku sedang ngobrol dengan Krucil,”

“Krucil?Siapa dia?Mana?”

“Ia temanku yang kadang-kadang suka datang nengok,wujudnya sih seperti anak kecil gitu,aku memberinya nama Krucil,”

Whaaatt??”

“Sabar Bulik,Krucil tidak berbahaya kok,lagian hanya aku yang bisa melihatnya kan,Bulik tak usah khawatir,” “Hmmm…Bulik,itu di belakang Bulik malah ada serombongan binatang aneh,” Ujar Alex sambil menunjuk ke belakangku.

“Bentuknya seperti kelinci tapi bertanduk dan bermata tiga,Bulik,”

*Bulik = Tante (Bahasa Jawa)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun