BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Procter & Gamble (P&G) merupakan sebuah perusahaan multinasional yang memproduksi produk untuk keluarga, produk perawatan pribadi, dan produk rumah tangga lainnya. P&G membawahi banyak brand dari berbagai kategori produk. Beberapa brand ternama yang berada dibawah P&G yaitu seperti Downy, Gillette, Herbal Essences, Oral-B, Pampers, Pantene, Rejoice, Olay, Head & Shoulders, Ambipur, dan masih banyak lagi. Meskipun dibangun dari banyak brand yang juga memiliki cara yang berbeda dalam melayani konsumen, P&G memiliki sebuah visi utama untuk setiap brand yang dibawahinya yaitu "making people's life a little easier".Perwujudan dari tujuan utama P&G dapat dilihat dari kategori produk yang diproduksi seperti shampoo, pasta gigi, skin care,obat-obatan, deterjen, pembalut, dan masih banyak lagi produk yang dekat dengan kegiatan sehari-hari konsumennya.
Pada tahun 2014, salah satu anak brandP&G terkena isu forest destruction. Brand yang dimaksud adalah Head & Shoulders (H&S), yaitu brand dari kategori produk shampoo. P&G bertubi-tubi mendapat tekanan dari berbagai pihak yang menuding bahwa bahan baku produksi H&S berasal dari kebun kelapa sawit yang bermasalah.Â
Salah satu publik yang aktif menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap langkah P&G ini adalah Greenpeace. Greenpeace merupakan organisasi global independen yang melalui kampanye berupaya untuk mengubah sikap serta perilaku masyarakat global untuk melindungi dan melestarikan lingkungan. Hasil penyelidikan Greenpeace selama setahun menunjukkan bahwa P&G mendapatkan minyak sawit sebagai bahan bakunya dari salah satu perusahaan yang berkontribusi besar terhadap kerusakan hutan di dunia.
Menanggapi skandal P&G tersebut, Greenpeace membuat sebuah campaignbertajuk #ProtectParadise. Campaign ini secara spesifik ditujukan kepada H&S melalui pesannya yang berbunyi "HEY head & shoulders... I DON'T WANT FOREST DESTRUCTION IN MY SHOWER!".Visualisasi campaignberupa gambar wajah perempuan dari bagian mata ke atas yang bagian rambutnya digantikan dengan gambar eskavator dan bekas-bekas penebangan hutan. Alis perempuan tersebut pun terlihat mengkerut kedalam.
Melihat adanya tanggapan Greenpeace terhadap isu lingkungan yang kemudian divisualisasikan dalam bentuk campaign ini, saya tertarik untuk mengkaji lebih dalam makna dibalik visualisasi tersebut. Untuk menggali lebih dalam fenomena komunikasi visual yang terkait lingkungan ini, maka saya akan menganalisisnya dengan konsep semiotika milik Roland Barthes baik secara visual campaign, maupun secara tekstual melalui pesan yang disampaikannya.
Rumusan Masalah
- Bagaimana analisis semiotika terhadap campaign#ProtectParadise Greenpeace melawan forest destructionoleh P&G?
BAB II
TEORISASI