Mohon tunggu...
Marsan Ho
Marsan Ho Mohon Tunggu... -

Bukan penulis, bukan wartawan, bukan pendongeng, bukan pns, bukan anak pejabat, bukan pula orang penting, cuma rakyat kecil sekecil upil.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Duel Adi Supriadi dengan Jokowi

14 September 2012   03:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:29 1746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Membahas jokowi di pilkada DKI di pagi hari terasa asyik sekali. Dengan segelas kopi yang dibuat istri terasa nikmat sekali. Kuterawang kanan dan kiri jalan-jalan masih sepi. Kubuka lemari ada sebungkus roti dan indomie sementara perutku berteriak tanpa henti. Kubuka bungkusan roti untuk nemanin kopi, tapi belum cukup terisi. Kuambil panci, kumasak air sampai mendidih, kumasukkan indomie, kutunggu sampai jadi dan indomiepun siap saji. Baru terasa perut kenyang sekali.
Ketika sedang asyiknya membaca berita tentang Jokowi, kuteringat sesosok malaikat suci bernama Adi Supriadi. Akupun berpikir inilah sosok yg dicari di DKI. Jokowi cuma bisa berpikir masalah duniawi sedangkan Adi Supriadi duniawi dan surgawi. Bagaimana tidak mumpuni, seorang Adi Supriadi memegang kunci surgawi bahkan malaikatpun harus meminta ijin kepadanya untuk masuk dimari.

Ide berani pun bermunculan datang silih berganti, bagaimana kalau Jokowi duel dengan Adi Supriadi di pilkada DKI, pasti seru sekali. Jokowi menyambangi rakyat dari gang2 gajah sampai gang2 kelinci sementara Adi Supriadi menggunakan jurus dari Arab Saudi, jurus ayat2 suci. Unik dan so pasti menarik sekali. Sementara Jokowi muncul dengan pawang geni, Adi Supriadi gak kalah berani dipasanglah ayat2 suci di website pribadi menunggu mukjizat suci di zaman nabi2 untuk memadamkan api. Sungguh luar biasa sekali, semuanya habis dilahap api. Sementara Jokowi muncul dengan kartu sehat dan kartu pintar yg sudah teruji, Adi Supriadi menghentakkan bumi dengan secarik kertas putih dari kitab suci yg sudah dimantrai dengan ayat2 suci dalam hati membuat seisi DKI sehat dan bergizi tinggi. Itulah Adi Supriadi dengan gagah berani menantang Jokowi.

Tapi sayangnya semua itu cuma mimpi, mana mungkin Adi Supriadi berani duel dengan Jokowi. Adi Supriadi cuma bisa beropini di dunia imajinasi dan website pribadi. Adi Supriadi tidak akan bisa menjadi pemimpin sejati karena ada satu etnis yg paling dia benci. Entah dosa apa yg mereka lakoni kepada Adi Supriadi. Pemimpin sejati harus bisa mengayomi makhluk hidup seisi bumi, itulah yang saya pelajari dari tk sampai perguruan tinggi. Justru inilah yg dimiliki Jokowi dan bukan Adi Supriadi.

Inilah sekelumit kisah tentang Jokowi dan Adi Supriadi. Membahas Adi supriadi membutuhkan energi dan waktu berhari-hari tidak cukup dengan segelas kopi, sebungkus roti dan indomie. Penulis mengharapkan masukan dari kompasianer sejati. Akhir kata salam dari pendukung Jokowi sejati.

Friend in need is friend indeed.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun