Mohon tunggu...
Sri Wahyudi
Sri Wahyudi Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Aku adalah aku, tak ada yang seperti aku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kritiklah Pemimpinmu dengan Kecerdasanmu

29 Agustus 2016   12:19 Diperbarui: 29 Agustus 2016   14:03 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di negara yang berdemokrasi, kebebasan dalam menyampaikan  pendapat, gagasan, ide  merupakan hak bagi setiap warga negara. Anda, saya dan kita semua berhak untuk menyampaikan pendapat kapan saja dan dimana saja sesuai yang kita mau. Sampaikan pendapat dan kritik itu dengan lugas dan lantang, bahkan jika berkeyakinan bahwa itu adalah sesuatu yang harus diperjuangkan, maka jiwa dan raga berani dipertaruhkan demi menjaga konsistensi dan keteguhan atas idealisme yang kita pegang.

Bukankah kebebasan dalam menyampaikan pendapat itu bagian dari pengungkapan idealisme? Idealisme adalah suatu keyakinan atas suatu hal yang dianggap benar oleh individu yang bersangkutan dengan bersumber dari pengalaman, pendidikan, kultur budaya dan kebiasaan. Idealisme tumbuh secara perlahan dalam jiwa seseorang, dan termanifestasikan dalam bentuk perilaku, sikap, ide atau pun cara berpikir. 

Dunia mengenal tokoh-tokoh besar yang dengan lantang menyuarakan pendapat, kritik kepada rezim pemimpin yang saat itu sedang berkuasa. Tokoh kulit hitam, Nelson Mandela yang tidak pernah henti-hentinya menyampaikan pendapatnya baik itu melalui tulisan-tulisanya maupun berbicara langsung di depan rakyat afrika atau di forum-forum internasional agar ide dan gagasannya itu di dengar tidak saja oleh rakyat afrika sendiri, atau pemerintahan afrika sendiri, tapi juga oleh masyarakat di seluruh dunia. Martin Luther King, Mahatma Gandhi adalah tokoh-tokoh yang di kenal dan diakui oleh dunia karena kepiawaian mereka dalam menyampaikan pendapat, gagasan dan kritik mereka atas kondisi atau tatanan kekuasaan yang saat itu berkuasa. 

Apakah mereka adalah orang-orang yang suka membenci atau mencaci orang lain? Dari buku biografi yang bisa kita baca atau melalui film-film yang terinspirasi dari kehidupan mereka, kita bisa menilai bahwa mereka ini adalah orang-orang yang sangat santun, rendah hati dan baik budi pekertinya. Perjalanan hidup dan nilai-nilai sosial yang melekat pada diri mereka telah menempanya menjadi sosok yang bisa menjadi teladan dalam berperilaku.  Iya, mereka sangat membenci ketidakadilan, ketimpangan, penindasan, ketidaksetaraan.

Mereka dengan lantang mengkritik pemerintahan yang berkuasa demi mewujudkan keseimbangan, kesetaraan dan kemajuan peradaban umat manusia. Namun bukan hal mudah untuk bisa mewujudkannya, karena di zaman itu, ide dan gagasan yang mereka sampaikan dianggap sebagai pembangkangan atas pemimpin yang sedang berkuasa. Sehingga konsekuensi yang mereka terima adalah dilecehkan, disiksa dan bahkan di penjara.

Tapi mereka meyakini bahwa semua itu tidak akan sedikitpun meruntuhkan idealismenya, karena yang terpenjara hanyalah badannya secara rohaniah, tapi ide dan gagasannya tidak pernah terkungkung namun justru semakin tumbuh dan bergerak liar kemana-mana ke seluruh penjuru dunia. 

Mereka berani mengkritik pemerintahan yang berkuasa, namun tidak dalam wilayah personalnya. Karena mereka meyakini ada tujuan yang lebih besar lagi, yakni sama-sama mewujudkan kesejahteraan bersama bagi rakyatnya. Mereka hadir di tengah-tengah masyarakat melalui bahasa yang menginginkan perubahan yang lebih baik, melalui pendekatan-pendekatan yang lebih humanis meskipun mereka menyampaikannya dengan sangat berapi-api.

Mereka berani mengkritik, tapi disisi lain mereka mampu hadir sebagai pemimpin yang sanggup mewujudkan apa yang telah mereka ucapkan, meskipun yang mereka inginkan bukan semata-mata demi mengejar kekuasaan, Dengan kata lain, berbicaralah, kritiklah pemerintahanmu dengan kecerdasanmu, dengan intelektualitasmu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun