Mohon tunggu...
Jude Ethan Maail
Jude Ethan Maail Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang pelajar yang senang bermain sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Plagiarisme yang Terjadi di Tingkat Pendidikan Tertinggi

17 Agustus 2024   20:59 Diperbarui: 17 Agustus 2024   21:16 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Plagiarisme merupakan tindakan meniru atau mengikuti karya yang sudah dibuat oleh orang lain. Aksi plagiarisme seringkali ditemukan di industri musik ataupun bidang lainnya yang melibatkan seni karena cenderung lebih mudah untuk diikuti atau ditiru. Namun, kasus yang sama juga terjadi di dunia pendidikan dan bahkan di tingkat tertinggi, yaitu pada tingkatan profesor. Kali ini kasus plagiarisme terjadi antara salah satu universitas di Indonesia dengan universitas di Malaysia.

Kasus yang terjadi di jenjang pendidikan tentu sudah menjadi hal yang biasa, entah itu di tingkat SD, SMP, SMA, atau kuliah. Tidak sedikit juga jenis kasus yang melibatkan kecurangan atau bahkan pelecehan. Salah satu contohnya adalah kasus plagiarisme yang terjadi di salah satu universitas di Jakarta terhadap universitas di Malaysia. Plagiarisme tersebut dilakukan oleh seorang profesor sehingga menjadi suatu hal yang mengagetkan karena merupakan jenjang pendidikan tertinggi.

Salah satu kasus profesor Unas Jakarta melakukan plagiarisme terhadap dosen UMT dalam penelitiannya. Kasus ini menjadi bukti bahwa di tingkat tertinggi pendidikan pun masih banyak terjadi kasus plagiarisme. Selain itu, kasus ini juga menandakan bahwa ini bukan pertama kalinya profesor tersebut melakukan plagiarisme. Artinya tidak ada yang tahu orang tersebut melakukan hal yang sama selama perjalanannya mendapatkan gelar profesor. Kebetulan saja kali ini ketahuan bahwa profesor ini melakukan plagiarisme dalam salah satu penelitiannya.

Pada akhirnya profesor Unas Jakarta yang diduga melakukan plagiarisme terhadap dosen UMT. Profesor Kumba Digdowiseiso mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban. Selain itu, ia tidak ingin membebani Unas Jakarta untuk penyelidikan lebih lanjut. Hal ini bagus karena profesor tersebut mau melakukan bentuk pertanggungjawaban yang konkrit walaupun sudah merugikan orang lain. Seperti kucing yang menjilat tangan atau meremukkan kepala mereka pada pemiliknya sebagai tanda maaf dan penyesalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun