Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Klakson dan Kepribadian

7 Januari 2014   08:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:04 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Jika menilai seseorang, barangkali di tempat lain Anda perlu melakukan psikotest. Di Jakarta, cukup dengan pergi dijalanan dan mengamati ‘maksud saya juga mendengarkan’ bagaimana cara dan gaya seseorang mengklakson. Sederhana, praktis dan sangat murah. Siapa bisa mendengar dan punya kepekaan, pasti dapat memberikan penilaian. Kemacetan memang menghasilkan banyak ilmu.

Jika ada pengendara mobil pribadi, tapi sering mengklakson, pasti itu bukan pemilik kendaraan atau jika pun pemilik pastilah orang yang baru saja jadi kaya, kemudian beli mobil. Di dengar dari caranya mengklakson, dia adalah mantan supir angkot yang direkrut jadi supir pribadi. Kalau ternyata pemilik, pastilah dia juragan angkot yang sedang makmur-makmurnya.

Ada tipikal orang yang pekerjaannya grusa-grusu alias suka terburu-buru, kumpul segala sesuatu tunggu date line. Jalanan dapat memotret jelas gambaran orang seperti ini. Cara mengklaksonnya khas, tidak peduli depan lagi macet dan tak bisa jalan, orang seperti ini biasanya tetap mengklakson, dan sering. Apabila dilihat perangainya tampak gelisah, dan suka celingukan, cari celah untuk bisa nyelip. Sepertinya ada sesuatu yang ia kejar, mungkin juga takut telat.

Pasrah, apabila dia adalah pengendara mobil ia akan menyandarkan bahunya di kursi yang bahkan agak direbahkan. Klakson, nyaris tak ia sentuh, meski ada banyak hal yang semestinya klakson itu ia bunyikan. Orang seperti ini, jika pegawai, adalah pegawai yang gampang pasrah, namun tidak takut kehilangan pekerjaan, biasanya ia adalah pekerja yang memilki kualifikasi tertentu. Tetapi bisa juga orang yang sudah punya posisi, atau bahkan pemilik perusahaan. Cuma yang terakhir, biasanya pasti mengunakan supir.

Ada juga bunyi klakson yang menandakan siempunya kendaraan itu mengidap penyakit kaget. Atau bisa juga karena ia baru saja dapat SIM alias pemula. Namun tidak menutup kemungkinan mengidap kelainan yang lain yaitu, latah. Gaya mengklaksonnya selalu setelah mendengar klakson yang tepat disamping atau belakangnya. Sambil agak sedikit menekan gas, jadi mobil atau motor agak sedikit ‘meloncat’ berbarengan dengan bunyi klakson. Persis di depan pengendara seperti ini, saya pikir Anda mesti sangat waspada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun