Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Anomali dalam Pemilu Curang

17 Februari 2024   20:53 Diperbarui: 17 Februari 2024   20:56 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://video.kompas.com/watch/239636/mahfud-prediksi-kpu-akan-dituding-curang-pada-pemilihan-umum-2024

Lama saya tidak menulis hal-hal yang berbau politik. Karena sejak Gibran nyalon, kok rasanya membahas politik jadi kurang asyik. Tetapa setelah coblosan, mendengar slentingan sana sini, kok tangan ini jadi gatel. Pengin juga nanggapi. Bukan apa-apa, karena ternyata para elit politik di negeri ini tambah lucu-lucu. Jadi kelucuan itu yang akan saya bahas, saya pikir lebih mengasyikkan.

Pertama saya ingin bahas soal kata anomali yang disampaikan mas Hasto dan mas Ganjar. Bahkan didepan wartawan mas Ganjar sampai bilang : " kalian percaya suara saya segitu ?" Ini pertanyaan yang juga menandaskan, nggak mungkinlah suara Ganjar Pranowo cuma segitu. Bahkan dalam banyak kesempatan kemudian seolah mereka mempertanyakan quick count, tunggu hasil real count-nyalah, begitu mereka sampaikan.

Bagi saya pernyataan-pernyataan ini termasuk anomali, karena mereka menanggapi sesuatu setelah mereka menonton bersama. Sebelum nobar, pasti mereka meyakini dengan apa yang akan mereka tonton. Kalau tidak ngapain juga nonton. Langsung komentari saja.  

Nah, pada saat menonton, pasti fokusnya  pada angka-angka yang akan ditampilkan oleh Quick Count, bukan real count yang berhari-hari baru akan selesai. Namun setelah angka-angkanya tidak sesuai harapan, mereka menyangkal. Lah benar-benar anomali, tidak percaya pada sesuatu yang mereka percayai. Belum lagi para pendukung mas Ganjar dan mas Anis banyak juga yang lantas memaki hasil Quick Count termasuk lembaganya. Padahal, saya yakin di tim mereka banyak guru besar yang pakar dalam urusan statistik. Tinggal bantah dengan dalil ilmiah kan saya pikir beres.

Lagi soal anomali, perolehan suara PDIP ternyata tidak berbanding lurus dengan perolehan suara mas Ganjar. Bagi mereka, ini perlu di telusuri, karena mengindikasikan kecurangan. Pertanyaannya, angkanya siapa yang hendak dijadikan patokan? Angka perolehannya mas Ganjar, apa perolehannya PDIP di legislatif ? Namanya manusia, yang menguntungkanlah ya. Tetapi setelah saya pikir ulang, kata-kata mas Hasto ini merugikan. Karena biar tidak anomali berarti perolehan suara di Pileg harus segaris dengan perolehan presiden. Lah jika begitu,  2019 pak Jokowi pasti tidak jadi presiden. Jadi saya pikir, pikiran mas Hasto ini kok ya anomali.

Wah ternyata masih asyik juga ngomongin politik, apalagi tema-temanya yang kemudian muncul jadi banyak. Ada soal etika, gemoy, bansos, sampai film yang bikin hari tenang jadi nggak tenang. Besoklah lanjut lagi, biar bisa bahan tulisan untuk beberapa hari. Tetapi ada satu hal yang bikin kurang asyik, ketika semua bilang ada serangan fajar, saya tunggu sampai Fajar bolak balik lewat, lah kok nggak nyerang-nyerang. Padahal saya sudah siap dan waspada ngajak anak istri cari diskonan. Batal deh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun