Bagaimana memulai usaha ? Jangan terlalu banyak teori, yang terpenting adalah berani memulai. Itu kata salah satu pengusaha,  Bob Sadino. Saya pernah dengar dari salah satu wawancaranya di televisi. Kadang orang takut memulai, karena terlalu  berteori. Belum melakukan apa-apa, sudah takut gagal. Karena memperhitungkan segala sesuatu terlebih dahulu, tetapi di atas kertas. Mikirnya kelamaan, dunia usaha sudah bergerak dinamis dan dia tertinggal.
Kata Marshel Widianto, komika yang beberapa waktu yang lalu mengejutkan jagat hiburan, bilang begini ; perempuan cantik itu bukan milik pria ganteng, tetapi pria pemberani. Tips motivasinya boleh juga, karena faktanya memang dia berhasil mendapatkan apa yang diinginkan. Diisukan dengan Celine Evangelista, tetapi menikah dengan Cesen ex JKT48. Keduanya memang idola banyak pria. Saya yakin ini bukan keberuntungan. Ada usaha dan keberanian, selain pastinya kehendak Tuhan.
Soal keberanian memulai, sepele tetapi faktanya tidak semudah yang kita pikir. Contoh sederhana, istri saya bisa membuat kue, lalu kami pikir untuk menambah penghasilan bisa mengembangkannya menjadi usaha rumahan. Kami memang langsung memulai, seperti pernyataan pak Bob, tetapi ternyata, kami butuh mental lebih untuk menawarkannya. Ada rasa tidak nyaman dan mencari pembenaran atas ketidaknyamanan itu. Kita memang bukan anak pedagang, jadi tidak pernah dididik untuk punya mental pedagang. Akhirnya kami memaklumi mental block itu, tetapi tidak berusaha membongkarnya. Alhasil, usaha rumahan kami tidak pernah naik level.
Saya juga sebagai penulis lepas, punya mimpi kelak bisa menerbitkan buku. Materi saya kira sudah cukup, lebih malah. Tinggal poles dan kirim ke penerbit. Sesederhana itu. Tetapi ternyata tidak, sampai hari ini, semua naskah itu masih teronggok manis ditempatnya. Saya banyak berpikir, soal danalah, tidak lakulah, genrenya randomlah dan masih banyak lagi. Saya tahu pikiran ini harus dibuang jauh, tetapi faktanya saya masih menyimpan pikiran itu.
Namun beberapa waktu yang lalu, saya menemukan fakta menarik soal keberanian dalam memulai usaha. Ketika pulang kerja, jalanan agak tersendat, saya melihat di kaki lima ada pedagang ayam goreng. Bukan jualannya yang menarik perhatian saya, tetapi tulisan yang tertera di gerobak yang dia gunakan. "Chiken Ayam Mini Rp 1000", disinilah poinnya. Â
Banyak yang pasti paham letak masalahnya dimana. Kesannya asal. Tetapi satu hal yang saya pelajari ; keberaniannya memulai. Tidak berpikir orang paham atau tidak. Menarik atau tidak. Laku atau tidak, mungkin. Strategis tempatnya atau tidak. Dia hanya tahu, bagaimana memproduksi dan menjual, cukup baginya untuk memulai. Meski ini adalah asumsi saya berdasarkan fakta yang terlihat. Belum tentu benar juga. Tetapi hal ini membuat saya tertegur.
Setiap kali melewati jalan itu, semakin kagum saya pada pedagangnya. Karena faktanya dia masih berjualan hingga hari ini, artinya apa yang dia kerjakan itu membawa hasil. Dia tidak bangkrut. Kini tinggal saya yang menatapnya dari kejauhan ditengah kemacetan, karena merasa diri sudah bangkrut padahal belum juga memulai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H