Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bahagia agar Bisa Tetap Bahagia

12 Mei 2020   09:00 Diperbarui: 12 Mei 2020   08:59 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membicarakan jalan-jalan dikala  tidak bisa kemana-mana itu rasanya sesuatu banget. Seperti ada yang pernah bilang, kadang kita merasa memiliki itu justru setelah kehilangan. 

Keberadaannya menjadi berarti. Padahal ketika ada, melihatnya pun kita enggan. Begitu juga saat ini, bisa ke mall yang jaraknya cuma beberapa meter dari rumah. Itu sudah mirip pergi ke Raja Ampat. Mewah !

Orang bilang, hidup itu kenangan. Jika ditarik garis linear menggunakan waktu sebagai ukuran, hidup kita itu hanya titik. Bahkan jika garisnya  semakin panjang, titik itupun tidak ada. Hanya tremor, bergetar lantas hilang. Singkat.

Bahkan di depan kelas, saya pernah bilang bahwa masa kini itu berjalan sangat cepat. Kita mengerti kata dan kalimat yang keluar dari mulut orang lain, ketika itu semua sudah sampai ke titik, dan telah menjadi bagian dari masa lalu. Jadi, yang bisa dilihat dari hidup kita itu pasti adalah sesuatu yang telah terjadi. Itulah kenangan. Itulah sejarah.

Jika kita ingin hidup bahagia. Ciptakanlah kenangan seindah mungkin, agar hidup kita menjadi lebih indah ketika mengenangnya. Jika hidup hari ini akan menjadi kenangan, berarti kita perlu membuat setiap detik, menit dan jamnya indah. Agar ada sesuatu yang dapat membuat kita senyum bahagia nantinya.

Mengoleksi peristiwa indah itu ternyata punya arti penting ketika kita hanya berdiam diri di rumah seperti saat ini. Covid-19 memang mengkandangkan fisik, tetapi tidak dengan pikiran kita. Ia tetap merdeka menentukan pergi kemana saja. Menciptakan kebahagiaannya sendiri.

Mengenang hal-hal indah, membuat kita membangun kembali daya ingat dan kesadaran. Setidaknya  menunda, mengurangi atau bahkan menghilangkan kejenuhan yang kadang menghampiri. 

Membuat kita tetap bisa tersenyum, padahal hatinya sedang kecut karena THR yang dinanti belum turun. Lebaran sebentar lagi. Tetapi karena sedang mengenang hal yang indah, dan tahun sebelumnya juga seperti ini kejadiannya, tapi happy ending, kita jadi punya harapan. Meski belum turun, bu Sri Mulyani pasti tepati janjinya. Optimis.

Sikap optimis dan bahagia, membuat kita memiliki harapan. Dan harapan itulah yang membuat hidup menjadi berarti.  Terlebih di masa pandemic, karena yang bisa mengalahkan virus Cuma daya tahan tubuh. 

Daya tahan tubuh meningkat jika kita bahagia. Kita bahagia, satu diantaranya  karena kita punya stok banyak kebahagiaan di gudang pikiran, yaitu kenangan. Ngomong opo to iki !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun