Menulis itu bagi saya adalah proses kreatif. Karena bukan hanya melahirkan untaian kata dalam rangkaian kalimat, namun juga limpahan proses pikir. Dari hal remeh temeh seperti uneg-uneg, hingga ke persoalan utopis.
Soal  sepele, semisal tukang sayur yang menjadi idola ibu-ibu komplek pun selalu memiliki sisi istimewa untuk ditulis. Mulai dari gayanya berpakaian, minyak wangi yang dikenakan, hingga harga sayur yang tidak memiliki standar, karena tergantung siapa yang datang menawar.
Memframing fakta, membumbuinya, agar kemasan dan rasanya menjadi sedap. Sehingga pembaca, pada gilirannya memperoleh sesuatu, yang dalam bahasa religiusnya, berkat.
Meski ada banyak pilihan framing, saya memilih menghadirkan tulisan yang tidak menghakimi. Dan membiarkan pembaca menyimpulkan nilai-nilainya sendiri. Karena bagaimanapun juga, penilaian atas fakta itu subjektif.
Gaya bahasa dan pilihan kata, terkadang memang menjadi kendala dalam menyampaikan gagasan. Tetapi tidak menghentikan hal utamanya, yaitu sang gagasan itu sendiri.Â
Ia tetap menggelayut manja menunggu tuannya sesegera mungkin mengatasi kendalanya. Menggoda dalam setiap aktivitas, hingga keberadaannya benar-benar tertuang dalam rangkaian kata secara paripurna.
Menulis, saya yakin semua bisa melakukannya. Mendokumentasikan peristiwa dalam kata. Mengolah rasa menjadi inspirasi pembaca. Menyederhanakan gagasan besar dalam kalimat sederhana. Mendekatkan mimpi, pada alam nyata melalui kekuatan kata-kata.
Menulis, memberi warna khas dalam polesan garis kehidupan, dan saya meyakini menulis mengantarkan mereka yang pernah hidup dalam keabadian. Meski raga dimakan zaman dan ditenggelamkan, tapi gagasan selalu dapat menemukan nafasnya sendiri.
Saya menulis, dan belajar terus menghidupinya, meski darinya belum cukup untuk hidup. Memang hingga hari ini, tak satupun buku pernah tercetak dengan nama saya tertera di sampulnya. Tetapi menulis bukan hanya tentang buku, tetapi juga tentang bagaimana saya mengikuti apa yang menjadi kata hati. Hidup merdeka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H