Mengajar itu seni. Bukan hanya materi, tetapi melibatkan intuisi dan imajinasi. Bukan melulu ilmu yang harus disampaikan, tetapi juga bagaimana menghidupi ilmu itu.
Saat mendapat kesempatan sharing di depan teman-teman guru SMA Penabur Jakarta hal itu saya sampaikan. Tema sharing Bagaimana Mengajarkan Sejarah Secara Menarik.
Ada banyak teori mengajar, masing-masing memiliki pendukung. Mana yang terbaik? Â Menurut saya, tergantung pada proses dialektika yang dibangun antara guru dan siswanya. Berikut adalah hal-hal yang saya sharingkan di depan teman-teman itu.
Memeriksa Ekspektasi
Sebelum mengajar, guru mesti mengenal siapa yang menjadi siswanya. Bukan tentang siapa nama mereka. Tetapi berkaitan dengan hal yang lebih mendalam.
Ini penting, agar guru dapat menghadirkan dirinya dengan benar, dan mengembangkan ekspektasi berpikir dengan tepat.
Sebagai guru sejarah, Â ketika menyampaikan materi, saya mencoba realistis dalam berpikir. Bahwa mereka bukan calon sejarawan, sehingga kadar dan kebutuhan mereka dalam memahami suatu materi sejarah berbeda. Dan ekspektasi realistis ini membantu saya menyiapkan materi yang didasari oleh kebutuhan siswa namun tetap dapat memenuhi substansi materi.
Ketimbang sekedar menghabiskan materi, saya lebih suka mengeksplorasi materi yang memang dibutuhkan. Tentu dengan melibatkan siswa. Indikasinya,
mereka memiliki rasa ingin tahu pada materi tersebut.
Memberi Sentuhan Efek 'wow'
Ini pernah saya tulis. Intinya saya ingin mengatakan bahwa dalam penyampaian materi guru perlu memberi sentuhan lebih.