Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Musik Menentukan Bagaimana Anda Duduk

21 November 2017   20:46 Diperbarui: 21 November 2017   20:52 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik itu universal, penikmatnya bisa dari kalangan mana saja. Sehari tak mendengarkan musik, rasanya hidup jadi kurang sempurna. Di Jakarta, banyak waktu dihabiskan di jalanan. Kalangan pebisnis membidik peluang ini. Menyediakan cara agar orang-orang dapat mendengarkan musik di manapun ia berada. Bukan ketika sedang santai saja. Produk headset atau earphone laris manis di pasaran. Kemanapun Anda pergi, akan selalu bertemu dengan orang-orang yang menutupi telinganya dengan produk itu. Mereka mendengarkan musik. Peluang ini ternyata juga di baca secara cerdas oleh para pengusaha angkot.

Suara yang mendentum, laksana menikmati  house musik di diskotik, adalah fasilitas lain dari angkot. Speaker out door, terpasang di bagian belakang. Suaranya tidak hanya dapat dinikmati penumpang, namun juga kadang menggelegar hingga keluar. Bassnya tidak hanya berdegup nikmat, tak jarang juga menggoyang mobil. Lagu, tergantung selera supir. Tak peduli apa selera musik penumpang. Meski lagu menggema dalam ruang angkot yang sempit, sebagian penumpang masih saja mengenakan headsetnya di telinga. Jadilah music campur sari. Jazz dari headset dan dangdut dari speaker angkot yang dinaiki. Hidup jadi lebih sempurna.

Aturan angkot yang ketat, duduk harus 4-6-2-2, dengan kehadiran speaker out door membuat penumpang  berinovasi. Mengubah gaya duduk. Ruang yang terbatas, harus tetap menampung 12 penumpang. Speaker angkot  telah mengambil tempat dua penumpang, di deretan paling belakang. Namun demi setoran, apa mau di kata. Total penumpang harus tetap 12 di belakang, 2 dekat supir. Jika tidak, perjalanan angkot pun bakal tersendat. Ngetem dulu di beberapa destinasi penumpang.

Penumpang deretan belakang mesti duduk agak serong, karena dengkul terganjal speaker. Dentuman music, kadang bikin nyeri dengkul yang nempel di ujungnya. Belum lagi  himpitan penumpang lain, pantat harus maju  dari kursi panjang. Ancaman seriusnya, kram. Bonusnya, sulit keluar angkot saat sudah sampai tujuan; kaki kesemutan. Musik memang memiliki tempat istimewa dalam kehidupan manusia. Tidak hanya mampu mengubah mood Anda, tapi juga cara Anda duduk; di angkot Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun