Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Macet Tidak Selalu Negatif, Ini Tiga Dampak Positifnya

4 November 2017   07:08 Diperbarui: 4 November 2017   07:35 1582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Macet Jakarta, banyak yang bilang; kalau tak macet bukan Jakarta.  Tetapi belakangan seiring banyaknya pembangunan infrastruktur jalan, parahnya semakin menjadi-jadi. Bikin stress, begitu pernyataan Wakil Gubernur Sandiaga. Energi sia-sia banyak terkuras karenanya. Mulai dari BBM hingga potensi produktifitas manusia yang semestinya bisa dimanfaatkan, terbuang di tempat tersebut. Belum lagi polusi yang dihasilkan.

Kemacetan parah terkadang juga memicu orang kehilangan akal sehat. Saling serobot, tidak lagi peduli aturan. Gampang tersulut emosi, sehingga tiap hari ada saja kejadian yang menggambarkan kondisi ini. Bahkan dilakukan oleh mereka, orang-orang yang dipandang terhormat. Jalanan menjadi ring tinju, yang bisa saja menjadi tontonan menarik bagi pelintas yang lain. Kemudian memviralkannya melalui media massa. Selain mesti berurusan dengan aparat, malunya tidak hanya ditanggung sendiri tetapi juga keluarga.

Macet memang tidak mengenakkan, ini masalah. Tetapi ini juga kesempatan, peluang sekaligus tantangan bagi yang berpikir demikian. Pahlawan selalu dilahirkan dari kondisi perang. Superhero tidak pernah dibuat filmnya tanpa konflik yang menyertai kehadirannya. Para entrepreneur percaya bahwa produk inovasi yang dilahirkan karena mengatasi masalah akan dicari orang. Pepatah kuno entah dari mana dan siapa penciptanya juga bilang ; pelaut yang tangguh tidak dilahirkan dari laut yang tenang, tetapi bergelombang. Dari perspektif inilah tulisan ini coba saya buat.

Seperti telah dinyatakan sebelumnya, kemacetan banyak menguras energi potensial baik dari sisi SDM maupun SDA. Tetapi berkat pikiran dinamis dan perkembangan teknologi, banyak orang mencoba menghasilkan solusi. Terlepas dari regulasi pemerintah yang hingga kini tidak kunjung efektif. Karena selalu ada kendala dalam pelaksanaannya, entah karena prosedur birokrasi atau entah karena apa. Padahal aktifitas dan produktifitas harus terus berjalan dan tidak bisa menunggu. Sehingga kondisi tersebut ternyata berdampak pada lahirnya dan pemanfaatan teknologi informasi yang sudah ada secara meluas guna mengatasi hal tersebut. Termasuk ide sharing ride dengan memanfaatkan teknologi informasi. Ini adalah dampak positif yang pertama.

Munculnya beragam aplikasi yang memungkinkan orang melakukan sharing ride mendorong orang untuk melalukan perjalanan bersama-sama, hal ini akan mengurangi jumlah kendaraan melintas dijalanan. Sistem ini membuat orang yang menumpang dan penyedia jasa layanan merasa aman. Karena aplikasi yang disediakan meminta identitas yang terverifikasi dengan berbagai akun yang dimiliki pengunduhnya. Sama-sama diuntungkan, karena biaya perjalanan penyedia jasa ditanggung bersama, dan penumpang dengan nyaman sampai ke tempat kerja dengan biaya relatif terjangkau. Tidak perlu berdesakan di kendaraan umum.

Kemacetan telah mengubah paradigma sebagian warga Jakarta. Bahwa pemanfaatan kendaraan umum dan sejenisnya adalah solusi. Jika tidak dipaksa oleh kemacetan, maka penggunaan kendaraan pribadi selain gengsi juga mudah dan murah. Tetapi kemacetan membuat fakta bicara sebaliknya. Jika di negara-negara maju penggunakan kendaraan umum adalah kesadaran maka di Jakarta bisa jadi karena dipaksa keadaan. Termasuk sharing rideyang dimanfaatkan oleh mereka yang mungkin saja tinggal di kompleks yang saling berdekatan. Menurut saya ini adalah dampak positif  yang kedua; kemacetan mengubah paradigma.

Dampak ketiga, sharing ride membuka ruang bagi masyarakat saling berinteraksi antara satu dengan lainnya. Nilai-nilai yang pernah dihidupi oleh masyarakat Indonesia, tetapi belakangan mulai luntur. Mereka yang selama ini saling berdekatan, tetapi  tidak saling mengenal dapat membangun  interaksi karena pergi kerja bersama-sama. Silaturahmi dapat terjalin, terlebih jika menghadapi kemacetan dijalanan. 

Saling bercerita dapat juga menghilangkan stress dan syaraf-syaraf yang tegang. Jadi sharing ride bisa juga menyehatkan, dan itu diawali dari sebuah cara nyaman menyiasati kemacetan. Tentu masih banyak terobosan-terobosan yang lain, buah kreatifitas dalam mengatasi masalah kemacetan. Sehingga kita tidak perlu terus berkubang dengan perspektif negatif, karena bagaimanapun juga masalah dapat mencerdaskan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun