Mohon tunggu...
Jucky Antik
Jucky Antik Mohon Tunggu... -

aku adalah manusia bebas. Bebas dalam beragama, bebas dalam berfikir, bebas dalam berlaku, dan bebas dalam berekspresi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kenapa Kita Susah Jujur?

15 Mei 2014   15:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:30 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14001412661804130655

Probolinggo, 15 Mei 2014

Jujur sudah menjadi kata aneh pada sekarang ini. Padahal kalau mau ngaku, sebenarnya jujur adalah kunci utama dalam segala hal. Meningkatkan kapasitas diri pertanda kejujuran kita pada diri pribadi. Orang-orang mengenalnya sebagai "komitmen". Tentu kita sudah mendengar semua tentang awal mula Syeh Abdul Qodir Jilani mencari ilmu. Dia dipesani oleh ibunya untuk jujur, pada siapapun. Ternyata di tengah jalan ada pembegal yang menginginkan hartanya.

Ketika ditanya "Kau punya harta? Kau simpan di mana?" Dengan lugu Syeh Abdul Qodir Jilani menjawab; "Ada, ini di saku jubah bagian dalam." Entah malaikat mana yang merasuki pembegal-pembegal tersebut hingga di akhir hikayat, pembegal itu menjadi murid pertama Syeh Abdul Qodir Jilani.

Ah, mungkin contoh di atas terlalu aneh, kata orang sekarang dibilang lebay. Kalau begitu saya beri kiasan lain, yaitu anak kecil. Ada yang bilang bahwa anak kecil itu adalah malaikat yang terperangkap dalam badan manusia. Itu artinya anak kecil mengerjakan dan menjawab sesuatu sesuai kodratnya; jujur. Jika lapar ia nangis, jika nyaman dia diam. Apa kalau sudah dewasa malaikat menjadi kabur mendekat? Tak mau memperhatikan? Tidak, itu salah, karena malaikat duduk manis di hati kita. Dia menunggu dan berharap "kapan manusia yang kutunggu ini melaksanakan kebaikan?" Kalau ingin benar-benar tahu bahwa ada Malaikat di hati kita, bangunlah malam-malam, lalu ambil wudu', solat malam, dan merenung. Pasti terasa.

Kalau tak mau menjawab, ya bilang saja tak mau menjawab, jangan menjawab dengan karangan fiksi belaka. Jujur itu artinya berkata sesuai keadaan fakta. Nah, tentu tak mau kan kita dibohongin orang lain, apalagi temen sendiri? So, saya mengajak diri sendiri dan diri pribadi masing-masing *eh, kalian maksudnya, untuk berlaku jujur: dalam perkataan, perbuatan, dan kalau bisa juga pengamalan. Bismillah, amin.

Nah, yang di bawah ini seperti biasanya, kuposting segala-gala statusku di fesbuk, tapi maaf ya, ini cukup telat. oke deh, cekidot!

MARET 2014

: Pekerjaan Berbohong : 03 03 2014
Ada pekerjaan yang sepertinya memang wajib berbohong. Ialah penjahit dan politikus. Ibuku dulu penjahit. Kemudian dilarang Bapak karena sering berjanji yang tak ditepati. Bapak tak suka janji yang tak ditepati. Walau begitu, janji seorang penjahit masih ditepati walaupun harus molor. Kalau politikus? Janji yang ditepati dengan tempo yang molor pun sudah sangat bagus. Karena biasanya mereka hanya berjanji, ya hanya berjanji, tak mau menepati. Aku berharap yang kubilang ini hanyalah kebohongan.

: Mengeluh Boleh : 04 03 2014
Siapa bilang tak boleh mengeluh? Menurutku mengeluh adalah sebuah keniscayaan. Karena dengan mengeluh kita sadar bahwa ada hal indah yang tertinggal. Dengan mengeluh kita semakin meyakini bahwa kita berharga.

Begitulah perempuan, akan bermanis-manis jika ada maunya.04 03 2014

: LeksikonCinta :05 03 2014

Ketika cinta dimulai, rasa hormat adalah pilihan bagus untuk memulai.

: Leksikon Cinta : 08 03 2014
Mencintai seseorang bukan berarti membiarkannya melakukan apapun yang disukainya. Memang harus ada kekangan jika ia menuju pada kesesatan. Seperti seorang ibu yang melihat anaknya sedang mengenggam pisau, tentulah sang ibu tak bakal tinggal diam, ia akan melarang anaknya, bahkan hingga membuatnya menangis. Itu bukan mengekang, itu mencintai.

: BK : 08 03 2014
Seorang siswa nakal sekali. Orangtuanya diundang ke sekolah untuk diberitahukan bahwa anaknya sedang nakal. Yang datang ibu dan neneknya. Keduanya memasrahkan anaknya ke Pesantren dan Sekolah. Meminta anaknya dibimbing benar-benar. Sayangya di anak tetap bermuka keras, pertanda tak ada penyesalan, pertanda buruk. Begitulah sikap orang-orang yang lalai. Sesungguhnya masih ada waktu bagi mereka yang berkeinginan untuk bertobat.

: Semacam Dialog Mahasiswa tentang Pintar atau Bodoh atau Semester :
-- Semester 1 - 5 pura-pura bodoh. Semester 6 bodoh beneran dan lupa cara untuk pintar kembali. Semester 7 stres, tidak tahu dirinya sedang pintar atau bodoh. Semester 8 gantung diri, tapi lupa cara bunuh diri.
- kok bisa gitu?
-- Iya, ini lagi pura-pura pintar, berteori perasaan semester. hehee
- apa tidak lebih baik jadi biasa aja broh?
-- pura-pura pintar aja, kan kita begok, hahaa
- kenapa tidak jadi pintar beneran aja broh?
-- jangan! kalo kita jadi pintar beneran ntar lupa cara begok lagi.heuheu
- walaupun pintar, kita jangan sampai lupa begok broh.
-- iya setuju, kalo begok, jangan sampai kita lupain pintar. lalu kalo udah gak pintar dan bego, kita jangan sampe ngelupain lupa. ok?
- ok ok. kayaknya kita udah mulai pintar deh
-- emang tandanya apa broh?
- titik dan koma.,
-- ouhh... ternyata aku mulai pusing nih, tapi katanya kalo pusing itu tandanya berfikir, kalo gitu aku mulai agak pinter dong. heuheu

nb. copast dari statusnyaAbdul Hady Hidayatullahyang diobroli olehNararyya Sminingrat Lamajang11 03 2014

: Sabar : 17 03 2014
Kalian pikir enak menjadi jenius. Kalian tidak tahu, betapa sulitnya berhadapan dengan orang bodoh. Albert Einstein

: Introspeksi : 19 03 2014
Buatlah diri kita pantas dengan apa yang kita pikirkan
atau dengan orang yang memikirkan kita sebagai apa.

: Biarkan Saja : 23 03 2014
Jika memang benar kau seperti asap yang sulit ditangkap. Kan kuhirup kau dalam-dalam ke dalam paru-paruku. Biar sesak dadaku karenamu. Biar aku susah bernafas sebab hanya kenangan. Huh! Kenangan!

: Berusaha Jujur : 23 03 2014
Banyak sekali orang menyepelekan kebohongan kecil. Padahal kebohongan besar seringkali dimulai dari kebohongan kecil. Apa kita mau membiasakan diri dengan kebohongan-kebohongan kecil itu?

: Bersyukur Itu Tanda Cinta : 24 03 2014
Berbahagialah orang-orang yang sedang sakit badannya. Karena dengan begitu, tanpa sadar dia telah menambah frekuensi ingat pada Tuhan, pada Allah yang Mahapenyayang. Mangkanya tidak salah jika Nabi pernah bersabda (kalau tidak salah); orang yang sakit dosanya dikurangi. Jika demikian adanya, apakah kita akan menunggu sakit untuk mengingat Allah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun