Mohon tunggu...
ADOLPHUS OTTOPER
ADOLPHUS OTTOPER Mohon Tunggu... Petani - PETUALANG JIWA DALAM KATA

Suka menikmati Udara Segar dalam Permenungan setiap hari

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dekontruksi Diri Menuju Rekontruksi Diri Dalam Realitas

16 Agustus 2023   00:46 Diperbarui: 16 Agustus 2023   21:54 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam keberadaan hidup manusia hari ini sungguh menunjukan ketakberdayaan diri karena subjektifitasnya. subjektifitas manusia ini menjadi rahim yang mencipta manusia sok tahu, sok kuat, sok hebat. kelakuannya adalah naif, sumbuh pendek, berjuang menjelaskan sesuatu tanpa pemikiran analitik yang mendalam. ini merupakan masalah yang sangat serius. akibatnya manusia dan pribadinya tergilas dalam pola pikir yang tidak sehat cenderung dokmatif, juga hitam putih dan benar salah.

Persoalan ini juga ternyata boleh dikatakan sesuai dengan pernyataan yang pernah dinyatakan oleh T.Adorno, bahwa kemajuan hidup manusia adalah sekaligus kemunduran yang menggilas harga diri dan martabat pribadi manusia. Semua perilaku ini lahir dari kekuatan subjektif manusia yang adalah pengada subjektifitasnya.

Hal ini kemudian membuat manusia semakin hari semakin tertutup terhadap aktivitas dari realitas yang senantiasa menyampaikan arti dalam durasinya. Aktifitas Relasi ini pada dasarnya hendak melahirkan manusia yang kuat dan tahan uji berdasarkan karateristik alamiahnya yang memang sungguh keras, kuat dan menantang . 

Realitas juga bermaksud menjinakan manusia agar menggunakan roh realitas ini untuk selalu mereduksi dan merangsang jiwa kita manusia demi percapaian diri yang sempurna. Dengan demikian diri kita kelak menjadi pribadi maha objektif hasil bentukan realitas hidup.

Pribadi yang maha objektif ini memiliki sifat lepas bebas. Ia selalu rela digoncangi angin ribut dan angin sepaoi-sepaoi realitas juga membiarkan diri disakiti dan disukai maha Realitas hidup. 

Artinya bahwa kita tidak lagi mengalami tamparan relaiotas yang menyakitkan seperti salah satu tragedi melainkan tamparan penderitaan yang menyajikan kenikmatan keindahan melalui kekaguman diri kita. pada akhirnya relaitas hendak menarik kita untuk hidup dalam sumber sumber keindahan hidup yang sungguh mengagumklan hati dan pikiran kita tanpa logika kata. kita hanya dapat menelan dan menikmati keindahan relaitas seperti  menikmati makanan dan minuman menurut Sang realitas.

Bila pribadi kita dijadikan maha pribadi objektif sudah pasti menjadikan kita manusia hanya menyikapi tragedi-tragedi hidup sebagai kulit dari keindahan-keindahan hidup yang adalah nutrisi kebenaran diri yang tengah dimaktupkanya. 

Dinamisnya adalah tidak ada lagi kata dan sikap menyerah terhadap kerasnya realityas hidup ini. kita juga dimasukan dan dileburkan dalam relasi yang harmonis terhadap yang berbeda dengan kita manusia. Dinamika hidup yang berbeda dan menakutkan pun membuat kita semakin ketagihan dan pecandu kenikmatan dualitas yang adalah wajah realitas yang senantiasa ada melampaui kelemahan dan keterbatasan diri kita manusia.

gaya bentukan realitas hidup ini sesungguh membombongkar dan memasang kembali diri kita yang menghasilkan pribadi yang sempurnah tanpa melawan kerasnya hidup ini yakni kelak menjadikan dan mengembalikan diri kita maha baik, maha indah dan maha benar seperti sang perangcang hidup atau sang hidup yang senantiasa mengenyangkan kita melalui dualitas hidup demi kesempurnaan pribadi menurut Maha penyempurnah Hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun