Terkadang, kita terlalu fokus untuk membela diri, sehingga lupa bahwa pasangan hanya butuh didengar. Berikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan perasaan, meski kamu mungkin tidak setuju.
5. Jangan balas dengan silent treatment
Saat pasangan melakukan silent treatment, rasanya ingin membalas dengan cara yang sama, bukan? Namun, percayalah, ini hanya akan memperburuk keadaan.Â
Komunikasi yang sehat adalah kunci, jadi sebisa mungkin hindari terjebak dalam siklus diam-mendiam yang tak ada ujungnya. Tetaplah terbuka untuk berdialog, meskipun pasangan butuh waktu untuk merespons.
6. Tentukan batasan yang sehat
Jika silent treatment ini terjadi berulang kali, ada baiknya kamu dan pasangan menetapkan batasan yang sehat. Diskusikan bersama bahwa diam terlalu lama tidak akan menyelesaikan masalah.Â
Kamu bisa menawarkan solusi seperti memberi waktu masing-masing untuk menenangkan diri, namun tetap sepakat untuk membicarakan masalah tersebut setelahnya. Dengan begitu, komunikasi tidak akan terputus begitu saja.
7. Terapkan pendekatan positif
Hubungan yang sehat dibangun dari komunikasi yang saling mendukung. Ketika menghadapi konflik, usahakan untuk selalu mencari solusi daripada menyalahkan satu sama lain.Â
Cobalah terapkan pendekatan positif dalam setiap percakapan, misalnya dengan memberikan apresiasi ketika pasangan mulai terbuka dan jujur tentang perasaannya.
Silent treatment bisa membuat hubungan terasa berat, tetapi jika dihadapi dengan cara yang tepat, kamu bisa memperbaiki komunikasi tanpa harus terjebak dalam drama. Kuncinya adalah sabar, pengertian, dan terbuka.Â
Tidak ada hubungan yang sempurna, tapi dengan kerja sama yang baik, kamu bisa menghadapi setiap masalah dengan lebih dewasa. Jadi, mulailah perbaiki komunikasi dengan pasangan tanpa harus menambah masalah baru!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H