Mohon tunggu...
JUBAEDAH HARYANI
JUBAEDAH HARYANI Mohon Tunggu... Penulis - Blogger dan Penulis

Penulis eksploratif, inovatif, dan terbuka untuk ide-ide baru

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tuhan, Atur Aja Gimana Baiknya: Saat Aku Belajar Melepaskan dan Berserah

8 September 2024   12:28 Diperbarui: 8 September 2024   13:12 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: dok. pribadi/Jubaedah Haryani

Hari ini aku bangun dengan perasaan campur aduk. Ada bagian dalam diriku yang masih berusaha keras menggenggam apa yang mungkin sudah seharusnya kulepaskan. Aku takut, Tuhan. Takut kalau dengan melepaskan, aku akan kehilangan segalanya. Tapi aku juga lelah. Lelah bertarung sendirian, lelah memaksakan kehendakku pada apa yang sebenarnya tidak bisa kuatur.

Sering kali aku merasa hidup ini seperti puzzle yang tak kunjung selesai. Satu keping hilang di sana, satu keping lagi tidak cocok di sini. Aku mencoba mengatur semuanya sesuai keinginanku, berharap segalanya akan sempurna. Tapi semakin aku coba, semakin kusadar bahwa ada hal-hal yang memang di luar kendaliku. Di situlah aku sadar, mungkin aku perlu berhenti. Bukan karena aku menyerah, tapi karena aku harus belajar untuk berserah.

Ada doa-doa yang tak selalu mendapat jawaban sesuai harapan. Dulu, aku bertanya-tanya, kenapa begitu sulit menerima kenyataan ketika harapan yang kubangun berjalan tak sesuai rencana? Tapi, sekarang aku sadar, mungkin jawaban-Nya bukan "tidak", tapi "belum". Mungkin aku perlu lebih sabar, lebih tenang, dan lebih terbuka dengan apa yang Tuhan rencanakan.

Aku mulai memahami bahwa ada kekuatan dalam melepaskan. Melepaskan bukan berarti aku berhenti peduli, melainkan aku memberikan ruang untuk menerima apa yang lebih baik. Berserah bukan berarti aku pasrah, tapi aku percaya bahwa ada rencana yang jauh lebih besar dari apa yang bisa aku bayangkan.

Tuhan, aku tahu Engkau lebih mengerti. Engkau melihat apa yang tidak bisa kulihat, mendengar apa yang bahkan tidak berani kuucapkan. Hari ini, dengan segala rasa yang ada, aku hanya ingin berkata, "Atur aja gimana baiknya". Aku belajar menerima bahwa apa yang tidak bisa kugapai, bukan karena aku tidak cukup baik, tapi karena Engkau sedang menyiapkan sesuatu yang lebih indah.

Mungkin jalannya berliku, dan mungkin aku akan jatuh di beberapa titik. Tapi aku percaya, selama aku bersandar pada-Mu, aku tidak akan tersesat. Proses ini yang mengajarkanku bahwa di balik melepaskan, ada kedamaian. Di balik berserah, ada kekuatan.

Tuhan, hari ini aku serahkan semuanya kepada-Mu. Apa yang ada di masa depan, biar menjadi bagian dari rencana-Mu. Apa yang hilang, biarlah menjadi pelajaran berharga. Apa yang datang, semoga menjadi hadiah yang indah di waktu yang tepat.

Terima kasih telah membimbingku selama ini. Aku siap belajar melepaskan, dan berserah pada kehendak-Mu.

Dengan hati yang tenang, Aku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun