Jurnal Refleksi Mata Kuliah Pembelajaran Sosial Emosional
Nama  : Juariyah, S.Pd.
NIM Â Â : 2215586
Prodi : PGSD
PPG Prajabatan 2022 – Gelombang 1
Pembelajaran sosial emosional adalah bagian penting dalam pendidikan dan dalam relasi sosial manusia. Pembelajaran sosial emosional adalah proses untuk membantu individu (anak dan dewasa) mengembangkan kemampuan dasar untuk hidup dengan baik. Dalam hal ini individu tidak hanya dokus pada diri sendiri ataupun hanya pada keterampilan, kompetensi, tetapi juga pada relasi yang baik dengan orang lain dan lingkungan. Pembelajaran sosial emosional adalah belajar mengenali dan mengelola emosi, menyelesaikan masalah, mengembangkan relasi sosial yang baik, dapat berempati, membuat keputusan yang tepat, dan bertanggung jawab.
Review Pengalaman Belajar
Pada mata kuliah  pembelajaran sosial emosial mempelajari bahwa pembelajaran sosial emosional merupakan bagian penting dalam pendidikan. Pembelajaran sosial emosional adalah proses untuk membantu individu seorang anak dan dewasa dalam mengembangan kemampuan dasar untuk hidup dengan baik. Dalam hal ini individu tidak hanya fokus pada diri sendiri ataupun hanya pada keterampilan, kompetensi, tetapi juga pada relasi yang baik dengan orang lain dan lingkungan. Adapun tujuan pembelajaran sosial emosional ini adalah sebuah program preventif dan promotive (peningkatan). Preventif artinya mencegah masalah perilaku dengan meningkatkan kompetensi sosial emosional. Pembelajaran sosial dan emosional adalah pembelajatan yang dilakukan secara kolaboratif pada komunikasi sekolah. Dalam pembelajaran sosial emosional menerakan konsep kompetensi sosial emosional menurut CASEL (collaboration for academic, sosial dan emotional learning). Peran guru sebagai teladan pembelajaran sosial emosional, ada tiga hal yang perlu diingiat oleh guru sebagai pendidik dana gen perubahan yaitu:
- Kepedulian (caring relationship) sebagai dasar pembelajaran. Selama pembelajaran, hubungan antara siswa dengan guru, mentor, instruktur adalah hal yang penting. Hubungan ini akan membuat siswa bisa mengeksplorasi, berani bertanya, mengemukakan pendapat bahkan mengekspresikan diri.
- Emosi mempengaruhi suasana belajar dan bagaimana pembelajaran dapat diterima siswa. Siswa yang belajar dengan situasi yang menyenangkan, merasakan lingkungan kelas yang menyenangkan dan kondusif akan cenderung bisa menikmati kelasnya.
- Tujuan yang mau dicapai dan pemecahan masalah mengarahkan individu (guru atau siswa) dan juga memberikan motivasi/energi untuk melakukan pembelajaran. Adanya tujuan dan pemecahan masalah yang terjadi kelas dan lingkungan sekolah akan membantu guru dan siswa untuk mengarahkan dirinya untuk mencapai tujuan denan tepat. Misalnya guru mengetahui tujuan pembelajaran dan mengetahui fungsi aktivitas yang dilakukan, maka guru dapat menikmati proses mengajar. Begitu juga siswa yang mengetahui tujuan pembelajaran dan aktivitas yang ada akan lebih termotivasu karena mengetahi tujuan aktivitas tersebut.
Adapun menurut UNESCO dan Mahatma Gandhi Institutr of Education menjelaskan empat kompetensi yang diperlukan dalam pendidikan dan relasi soail yaitu EMC2 (Empathy, Compassion, Mindfulness, dan Critical Inquiry). Program pendidikan yang didasari oleh kerangka kerja  EMC2 terbukti membanun situasi belajat yang positif. Keempat kompetensi tersebut perlu diasah oleh seorang guru agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Empathy, memberikan contoh bagaimana seorang guru.pendidik dapat berempati di dalam kelas. Comppassion (welas asih), sangat penting termasuk welas asih terhadap diri sendiri. Guru dapat menjadi individu yang memiliki compassion, namun juga harus bisa memaklumi bahwa mereka juga individu yang memiliki keterbatasan.Mindfulness, yaitu bagaimana individu mampu menghayati, menyadari secara utuh peran dan profesinya, juga keadaan sekitarnya. Critical Inquiry, melalui pengamatan, pengalaman, pemikiran, penalaran, dan penilaian diri sendiri kemudian dianalisis untuk dipahami.
Â
Refleksi Pengalaman Belajar yang Dipilih