Generasi Z atau Gen Z merupakan generasi yang lahir di era digital. Seiring berkembangnya zaman, teknologi pun ikut berkembang. Hal inilah yang menjadi salah satu perbedaan gen Z dengan gen-gen sebelumnya karena gen Z sangat identik atau akrab dengan teknologi.
Generasi sebelum gen Z seperti gen X, dan gen Y yang sering disebut milenial, memiliki perbedaan dalam berpikir. Gen X dan Y cenderung memiliki pola pikir yang kritis, dan berani menyampaikan pendapat. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki rasa optimis yang tinggi dan percaya diri. Generasi X selalu ingin mencoba hal baru yang membuat mereka tahu dan mengerti, sehingga mereka bisa menjelaskan sesuatu dengan bahasa sendiri. Gen Y memiliki pola pikir yang lebih terbuka, mereka memiliki kemampuan untuk menerima dan mempertimbangkan, serta berani memberikan ide, pandangan, dan pendekatan yang berbeda. Sedangkan Gen Z cenderung berpatokan dengan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI). Teknologi ini memungkinkan sistem komputer melakukan proses peniruan terhadap intelektual manusia seperti kemampuan belajar, memahami, berpikir dan membuat keputusan.
Namun karena Gen Z terlalu berpatokan yang menyebabkan kurangnya literasi akibat kecanduan teknologi. Akibat kurangnya literasi ini menyebabkan mereka kesulitan dalam memahami informasi yang baik. Dengan teknologi yang serba instan dan cepat dapat menghambat kemampuan mereka untuk melakukan kesabaran dan kedalaman yang diperlukan untuk analisis kritis. Selain itu, platform media sosial juga menjadi hambatan karena tempat mereka berinteraksi hanya dengan opini yang selaras dengan opini mereka, yang menyebabkan kurangnya perdebatan konstruktif.
 Oleh karena itu, untuk memanfaatkan teknologi dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, gen Z harus melatih kemampuan dirinya untuk menyaring informasi, menumbuhkan keterbukaan terhadap beragam perspektif, memerlukan pendekatan kritis terhadap masyarakat, konteks sejarah, dan pertimbangan etis, serta mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan mendorong pemikiran kritis mereka untuk mencakup kemampuan beradaptasi dan inovasi.
ReferensiÂ
Nabila, F., Tri, E., Maharani, W., & Astuti, A. P. (2022). Perbandingan Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Generasi X dan Generasi Milenial pada Literasi Kimia Pangan Menggunakan Instrumen DOT Comparison of Critical Thinking Ability Levels of Generation X and Millennial Generation in Food Chemistry Literacy Using DOT Instruments.
Ronauli, P. T. (2024). Melatih Berpikir Kritis Pada Penduduk Digital. 2(22). https://buletin.k-pin.org/index.php/daftar-artikel/240-vol-10-no-22-november-2024/1664-melatih-berpikir-kritis-pada-penduduk-digital
Silitonga, N., & Tampomuri, H. R. (2024). Generasi Z dan Tantangan Etika Digital Dalam Pembelajaran Modern. Jurnal Communitarian, 6(1), 28. http://repository.unair.ac.id/id/eprint/74814
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H