Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ambiguitas Memaafkan Namun Tidak Melupakan

14 Agustus 2024   14:27 Diperbarui: 14 Agustus 2024   14:30 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan, setiap orang tentu saja sering berbuat salah maupun khilaf. Kesalahan itu beragam, ada kesalahan kata maupun kesalahan tindakan dan lain sebagainya. Ya, begitulah seyogianya seorang manusia. Ingat, bahwa manusia tidak ada yang sempurna. Hanya Tuhan yang sempurna. Namun demikian, ketika seseorang berbuat salah, kadangkala ada kata maaf dan ada pula tidak dimaafkan. 

Nah, kalau sudah dimaafkan seringkali keluar kata tidak melupakan. Artinya, kata maaf itu diberikan tetapi perbuatan atau tindakan tidak akan dilupakan. Disitulah timbul ambiguitas atau makna yang menimbulkan ketidakjelasan.

Kalau dalam pikiran kita, kata maaf itu adalah kata yang tulus dari hati dan berharap tidak diperbuat kesalahan lagi. Namun, ketika kesalahan itu tidak dilupakan berarti tidak ada ketulusan. Hal tersebut tentu saja membuat kebingungan.

Sebenarnya, kenapa seseorang sering mengeluarkan kata maaf tetapi tidak dilupakan?. Apakah kesalahan itu begitu menyakitkan?. Atau kesalahan itu sudah sangat fatal?. Kalau kesalahan itu hanya biasa atau sepele, apakah tidak boleh dilupakan?. Apa sebenarnya niat untuk tidak melupakan kesalahan tersebut?.

Dalam konteks ini, penting sekali makna yang mendalam dari semua pihak dari kata "maaf". Jadikan kata maaf itu adalah kata yang tulus benar-benar memaafkan. Jadikan kata "maaf" sebagai cara untuk kita terus bersama, terus bersahabat dan terus menjalin cinta sampai maut memisahkan. 

Lebih berbahaya lagi, ketika ada kesalahan sepele dilakukan berkali-kali maka kata maaf itu tidak akan keluar karena sudah berkali kali membuat kesalahan yang tak pernah dilupakan. Melupakan sebuah kesalahan orang lain bukanlah perkara sulit. Melupakan sebuah kesalahan adalah bentuk dari kasih dan cinta. Cukuplah kenangan indah yang tak bisa dilupakan. Hal-hal positif lah yang selalu diingat atau tidak dilupakan. Segala keburukan layak untuk dilupakan untuk memperoleh hidup yang lebih baik.

Semoga saja, semua orang bisa memaafkan dan melupakan. Jangan diingat ingat sebuah kesalahan karena itu akan menjadi penyakit di kepala. Keburukan yang dilakukan seseorang bukan untuk diingat tetapi cobalah dilupakan dan beri arahan untuk tidak melakukan hal yang sama. 

Jangan membuat orang lain memaknai ambigu kata memaafkan tetapi tidak melupakan. Saya pun demikian, ketika sudah memaafkan orang lain maka saya memberinya dengan tulus dan selalu memberi nasihat supaya lebih baik.  Semoga baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun