Pertandingan antara PSMS Medan melawan Sulut United yang berakhir dengan skor 1-2 untuk kemenangan Sulut United dalam lanjutan 8 besar Liga 2 memberikan sinyal buat PSMS Medan untuk tampil lebih baik dan wajib memenangkan pertandingan selanjutnya untuk memperlebar asa lolos ke Liga 1.
Dari hasil akhir pertandingan tersebut, saya ingin mengomentari sedikit penampilan dari PSMS Medan yang terbilang sangat keras, kasar dan emosional.
Hal itu bisa dilihat bahwa masih di babak pertama saja, pemain PSMS Medan sudah mendapatkan kartu merah. Itu pertanda permainan keras dan kasar diterapkan.
Filosofi ribak sude atau rap-rap sude dalam setiap permainan PSMS Medan sangat tidak efektif dan terlalu berlebihan.
Permainan keras boleh saja tetapi tidak membuahkan kartu kuning atau kartu merah.
Filosofi rap-rap jangan diartikan menerapkan permainan kasar dan emosional tetapi permainan efektif dalam merebut bola dan bertahan.
Kalau dalam merebut bola bukannya kaki pemain lawan yang diserang tetapi bola yang diambil.Â
Dalam hal ini, filosofi rap-rap atau ribak sude harus diperbaiki oleh pelatih PSMS bila ingin menang di pertandingan selanjutnya.
Dalam pertandingan selanjutnya, PSMS akan menghadapi PSIM Yogyakarta dan Dewa Martapura yang menjadi ancaman buat PSMS itu sendiri.
Saran saya, pelatih lebih baik menerapkan strategi penyerangan yang sistematis dan terukur. Saya melihat passing PSMS sudah cukup bagus, cuma ketika menyerang tidak efektif.