Berita memprihatinkan kali ini hadir menghiasi pemberitaan di media massa maupun online. Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK pada Sabtu dinihari tadi.Â
Ini menjadi kabar buruk dimana kepala daerah terjaring OTT KPK. Diduga Nurdin Abdullah terjaring OTT terkait kasus infrastuktur jalan. Tetapi lebih lanjut akan kita ketahui selanjutnya selama proses pemeriksaan di KPK selesai.
Akan tetapi, kita sangat terkejut tentunya dengan pemberitaan ini, sebab Nurdin Abdullah dikenal sebagai sosok kepala daerah yang punya banyak prestasi.Â
Nurdin Abdullah pernah memperoleh penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) 2017. Penghargaan ini diberikan karena individu yang bersih dari praktik korupsi, tak menyalahgunakan kekuasaan dan lainnya.
Nurdin juga pernah menjabat sebagai Bupati di kabupaten Bantaeng selama dua periode dan berhasil membawa transformasi di kabupaten tersebut hingga menjadi salah satu pusat ekonomi baru di Sulawesi Selatan.
Dari prestasi tersebut kita bisa melihat bahwa Nurdin Abdullah cukup baik dalam memimpin. Namun, begitu menyedihkan dan mengherankan beliau terjaring OTT KPK sehingga merusak nama baiknya.
Ini menjadi bukti bahwa korupsi masih merajai negeri kita. Korupsi tidak bisa selesai dan harus ada niatan bagi kita untuk melawan. Kalau tidak, kita akan terus begini.
Korupsi sudah sangat memprihatinkan. Kita tak bisa maju bila terus terjadi korupsi di Indonesia. Seorang yang kita anggap baik dan sukses dalam bekerja, tetapi terjaring korupsi. Ini adalah fakta yang menyakitkan. Entah apa yang terjadi pada beliau, akan tetapi OTT yang dilakukan KPK akan dikembangkan dan terungkap semua kasus yang terjadi.
Untuk saat ini, kita menghormati proses hukum yang ada dan berharap semua akan terang benderang dan keadilan pun tercipta. Paling parah, situasi negara saat ini belum bisa terlepas dari belenggu korupsi. Masih akan ada kita temukan sosok yang korupsi di negeri ini. Semoga kita mampu melawan agar kasus korupsi tidak terus terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H