Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menebak "The Ugly" yang Meresahkan SBY

8 Februari 2021   21:11 Diperbarui: 8 Februari 2021   21:19 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: SBY (Fuad Hasyim/detik.com)

Beberapa waktu ini, media dan kita sibuk membicarakan mengenai kudeta Partai Demokrat dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang melibatkan Moeldoko yang dikaitkan dengan pemerintah. Atas gaduh terkait kudeta Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono melontarkan pidato politik melalui twitternya," Bagi siapapun yang memegang kekuasaan politik, pada tingkat apapun, banyak cara berpolitik yang lebih bermoral dan lebih beradab" (detik.com, 07/02).

Kalau tidak bisa menjadi "the good, janganlah menjadi "the ugly". Dari apa yang disampaikan oleh SBY itu menjadi pertanyaan kita, untuk siapa kata the ugly tersebut?. 

Kalau penulis menilai kata "the ugly" itu ditujukan kepada pihak-pihak yang memainkan politik untuk mengkudeta seorang AHY dan Demokrat. Kita sampai sekarang tidak tahu kepada politisi siapa ditujukan kata "the ugly" itu. Namun, dengan adanya dugaan Moeldoko terlibat dalam isu kudeta Demokrat membuat SBY menyebut kata "the ugly" dalam pidato politiknya.

Bagi oknum politisi yang ingin mengkudeta dan ingin menyulitkan AHY untuk ikut kontestasi politik 2024 dan ingin mengkudeta AHY, maka ke merekalah kata "the ugly" yang dikatakan oleh SBY tadi.

Dengan demikian, dapat kita simpulkan, bahwa agar tidak ada diksi-diksi lain dan negatif terus berkembang, alangkah baiknya kita selesaikan masalah ini.

Demokrat sebagai yang empunya kekuasaan atas partai beserta kader yang menyelesaikan isu kudeta tersebut. Tak perlu turut campur tangan pemerintah yang tidak tahu menahu, apalagi Presiden Jokowi.

Jika benar ada isu kudeta partai Demokrat yang melibatkan Moeldoko maka itu atas nama Moeldoko saja, bukan mewakili pemerintah. Jika ada kata "Pak Lurah" yang disampaikan Moeldoko maka jangan dikaitkan dengan Presiden Jokowi.

Sebab itu, Demokrat harus lebih bijak juga dalam menyelesaikan masalah di tubuh partainya. Tidak akan segampang itu menjatuhkan kepemimpinan AHY dan mengambil alih partai Demokrat tanpa memakai mekanisme yang baik dan benar.

Demokrat tidak perlu terlalu takut, karena bisa jadi isu kudeta Demokrat hanya berupa gertak sambal yang ingin mengguncang kepengurusan Demokrat dan memberi shock terapi buat AHY agar lebih kuat dan mantap memimpin Demokrat.

Penulis menilai, viralnya isu kudeta Demokrat sengaja dimainkan untuk memberikan shock terapi saja buat AHY dan Demokrat. Kalau untuk mengkudeta Demokrat dan AHY itu tidak mungkin. Terkecuali, ada niat dari kader Demokrat itu sendiri membentuk Demokrat tandingan dan memilih ketua umumnya sendiri seperti apa yang terjadi pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebelumnya, ada dualisme kepemimpinan, hingga akhirnya kembali dapat bersatu juga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun