Polemik kudeta partai Demokrat terus bergulir bak bola salju. Kini, nama Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) dibawa-bawa Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko pusaran polemik tersebut. Luhut disebut pernah menemui kader Demokrat. Luhut Panjaitan pun dikabarkan pernah ditemui para kader Demokrat tahun lalu.
Namun jadi pertanyaan, benarkah pertemuan Luhut dan kader Demokrat itu bicara mengenai kudeta Demokrat?. Itu harus dibuktikan tentunya. Dalam hal ini, patut kita sadari bahwa dalam menyebut nama seseorang harus berhati-hati dan punya bukti yang sah. Tidak bisa hanya kecurigaan-kecurigaan yang tak berdasar.
Kita harus memahami bahwa politik itu tidak dapat diterka dan kadang membingungkan. Tidak jelas juga. Sebab itu, sampai sekarang tidak ada yang bisa membuktikan bahwa Moeldoko dan Luhut Pandjaitan membicarakan tentang kudeta partai Demokrat.
Demokrat itu sendiri harus berhati-hati dalam membuat pernyataan. Tidak bisa sembarangan saja karena dampaknya akan memburuk dan memanjang.
Kita sebagai sebuah bangsa dan kader partai politik harus bisa memahami situasi partai yang sedang guncang, akan tetapi tidak mengkaitkan dengan pemerintahan sekarang.
Kita boleh saja bertemu dengan siapa saja tanpa ada yang menghalangi. Apalagi pejabat negara sangat layak bertemu kepada siapa yang memerlukannya dan butuh terhadapnya. Tidak mungkin ditolak. Cuma, harus dilihat konteksnya, apakah tentang kudeta atau tentang hal remeh yang tak perlu dibesar-besarkan.
Kiranya, masalah Demokrat segera berakhir. Dan bisa diselesaikan di internal partai Demokrat itu sendiri. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) harus bisa menyelesaikan masalahnya sebagai sosok pemimpin yang terpilih di lingkaran partai Demokrat.
AHY harus membuktikan diri bahwa dirinya bisa jadi pemimpin yang baik. Jika tidak, bagaimana bisa memimpin Indonesia bila mencalonkan diri sebagai calon presiden dan menang jadi Presiden?.
Disinilah AHY sedang diuji karakter kepemimpinannya dan juga integritasnya sebagai calon pemimpin. Harus bisa memanajemen situasi kepartaian dengan baik. Karena memimpin partai adalah potret kedepan bagaimana untuk memimpin Indonesia di tahun mendatang.
Terkait dugaan dan isu Moeldoko dan Luhut Pandjaitan terlibat dalam isu kudeta partai Demokrat harus dihentikan dan tidak perlu dibesar-besarkan. Tanpa ada bukti yang jelas dan tegas maka jangan lagi mengungkit keduanya terlibat dalam isu kudeta.