Cuitan Permadi Arya alias Abu Janda soal evolusi terhadap mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai dianggap rasis berujung laporan kepolisian. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak netizen ramai-ramai unfollow Abu Janda.Â
Abu Janda mengatakan bahwa evolusi yang dia maksud bukan berdasarkan teori Darwin dan arti evolusi pun menurut KBBI adalah perubahan atau perkembangan.
Namun, bagi sebagian pihak pernyataan Abu Janda itu sangat sensitif karena mengarah pada rasisme. Sebab itu, ada hal-hal yang seharusnya kita ketahui bahwa hal sensitif seharusnya tidak diungkapkan di ruang publik, di masyarakat maupun dimana saja.
Patut kita mengerti bahwa isu agama, rasa, antargolongan dan suku adalah isu-isu yang sensitif bila dibicarakan di ruang publik. Apalagi sudah sampai saling sindir, maka itu bisa berbuah bahaya.Â
Sebab itu, berhati-hati dalam berucap  maupun berkata-kata terkait isu sensitif. Kita harus belajar bagaimana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diduga melakukan penistaan agama. Dari kasus itu, ada pro dan kontra yang terjadi bahwa Ahok tidak salah dan ada yang mengatakan salah. Akhirnya ada aksi massa yang mengundang polemik dan kegaduhan.
Kasus rasisme juga yang terjadi terhadap Natalius Pigai harusnya tidak terjadi. Waktu lalu juga ada kasus dugaan rasis di sebuah asrama mahasiswa di Surabaya kepada salah satu mahasiswa asal Papua, sehingga terjadi kemarahan dari saudara-saudara kita di Papua.
Sudah sepantasnya belajar dari kasus tersebut untuk tidak mengulangi kasus rasisme. Akibat kasus rasisme, Abu Janda jadi dilaporkan ke polisi dan juga Bu Susi Pudjiastuti sepertinya gerah dengan hal tersebut dan mengajak masyarakat unfollow Abu Janda.
Kasus rasisme sebenarnya bisa kita cegah dan tolak bila kita bisa menahan emosi atau ego masing-masing untuk tidak asal berbicara atau buat pernyataan yang sensitif dan menyinggung orang lain.
Menurut kita pernyataan itu bagus, namun menurut orang lain berbeda atau tidak benar. Cara untuk menghindari pro kontra itu adalah agar kita tidak perlu berbicara mengenai isu-isu rasisme. Tidak perlu berdebat isu-isu rasisme dan tidak terlalu mengurusi hal yang remeh temeh juga.
Setiap kritik yang mau dilayangkan harusnya disaring dulu atau dicerna dulu sebelum dikeluarkan ke ruang publik. Itu cara terbaik agar kasus rasisme tidak jadi polemik besar yang tak pernah usai.
Semoga kita bisa belajar dari kasus rasisme yang sering terjadi di Indonesia. Kita adalah tonggak utama melawan dan mencegah kasus rasisme terus terjadi di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H