Keluarga korban penembakan didampingi kuasa hukum Front Pembela Islam (FPI) Sugito Atmo Prawiro mendatangi kantor Komnas HAM. Kedatangan mereka ke Komnas HAM bertujuan untuk memberikan barang bukti dari keluarga korban bentrok laskar FPI dan polisi. Peristiwa ini telah menewaskan 6 laskar FPI. Atas kedatangan pengacara dan keluarganya tersebut semoga bisa diterima dengan tangan terbuka.
Paling penting lagi, semoga ada titik terang atas kasus penembakan enam laskar FPI itu dari Komnas HAM dan lembaga independen lainnya. Kita sangat berharap banyak pada pemerintah dan Komnas HAM bisa membuka tabir dari penembakan tersebut.
Semua itu agar tidak ada prasangka buruk yang terjadi sehingga melukai semangat penegakan hukum kita saat ini. Tanpa keseriusan bersama, pasti kita tak akan pernah bisa maju dalam penegakan hukum.
Saat ini, rakyat sudah sangat berharap pada Komnas HAM karena pihak kepolisian sudah membeberkan kronologis kasus, maka  sangat ditunggu agar dari Komnas HAM bisa membeberkan apa hasil temuan mereka.
Jangan sampai jika temuan kasus itu makin lama maka opini publik makin berkembang secara negatif sehingga sama saja menghancurkan kita sebagai sebuah bangsa yang besar.
Sudah saatnya kita tunjukkan jati diri sebagai negara hukum yang tetap memegang teguh keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum. Jangan pernah kita lupa semangat perjuangan pahlawan terdahulu merebut kemerdekaan kita barengi dengan semangat penegakan hukum juga agar negeri ini tetap baik.
Kedatangan keluarga dan kuasa hukum korban penembakan tentu ingin meminta kepastian dari Komnas HAM hasil temuan mereka. Kita tahu Komnas HAM sangat independen dalam membuka kasus tersebut ke publik agar disandingkan dengan fakta dan data dari kepolisian.
Kiranya segera terungkap apa yang diinginkan oleh keluarga korban selama ini. Kita dukung dan dorong terus sistem penegakan hukum yang bersinergi dengan semua aparat penegak hukum yang ada demi sebuah keadilan.
Jangan sampai kita terjerat dalam sistem penegakan hukum yang lemah dan tidak berdasar pada Hak Asasi Manusia dan keadilan. Saatnya kita usut tuntas kasus penembakan terhadap enam Laskar FPI tersebut agar tidak jadi bola liar yang menghancurkan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H