Presiden Jokowi direncanakan akan memberikan gelar Bintang Mahaputra kepada Gatot Nurmantyo pada 10 atau 11 November mendatang. Pemberian gelar ini dianggap hak yang harus diterima Gatot sebagai mantan panglima TNI yang lain juga menerimanya.
Atas pemberian gelar Mahaputra tersebut menurut Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra), Fadhli Harahab mengumpamakan pemberian itu bak "pisau bermata dua" baik untuk Gatot maupun pemerintah. "Bisa tumpul untuk Gatot dan tajam bagi pemerintah, begitu juga sebaliknya," dilansir dari Sindonews.com, 4/11.
Bernuansa politis?
Dengan pemberian Bintang Mahaputra kepada Gatot Nurmantyo, apakah itu bernuansa politis? Sebagian pihak tentu mengatakan demikian, sebab Gatot Nurmantyo menuai sorotan publik setelah statemennya tentang isu kebangkitan PKI dan kritik lainnya kepada pemerintah hangat diperbincangkan.
Ada anggapan bahwa pemberian penghargaan Bintang Mahaputra tersebut dapat sedikit mendinginkan situasi dan seorang Gatot agar lebih kalem maupun dingin dalam mengkritik pemerintah.
Sama halnya pemberian penghargaan kepada Fahri Hamzah dan Fadli Zon dinilai bernuansa politis dan akan berdampak pada mereka tidak semakin keras mengkritik pemerintah.
Akan tetapi, sepertinya dugaan itu tidak sepenuhnya benar karena Fadli Zon masih tetap menjadi pengkritik pemerintah, cuma Fadli dan Fahri sudah sangat jarang terlihat di televisi dalam mengkritik pemerintah.
Nuansa politis pemberian Bintang Mahaputra tentu akan dilihat oleh masyarakat kita. Tak masalah juga, begitulah pemerintahan dan perpolitikan di Indonesia. Ada dugaan dan prasangka asalkan tidak berdampak buruk bagi masyarakat.
Saran saja bagi pengkritik pemerintah yang mendapat penghargaan Bintang Mahaputra tetap berpegang teguh pada dirinya sendiri yaitu tetap mengkritik pemerintah dengan cara-cara tegas dan cerdas. Tidak cenderung menyudutkan dan menghina pemerintah.
Gatot Nurmantyo bila jadi diberi penghargaan, diharapkan masih tetap mengkritik pemerintah tetapi harus lebih baik, positif dan berdampak. Jangan kebanyakan kontroversi daripada yang baik-baiknya.
Ingatlah, sebagai seorang tokoh, hal-hal baiklah yang ditonjolkan bukan hal-hal buruk yang menuai perhatian dan perbincangan publik. Itu harus ditanamkan oleh setiap tokoh bangsa maupun para politisi yang ada.