Kemarin Presiden Jokowi memberikan pernyataan bahwa Pandemi Covid-19 merupakan suatu realitas. Jokowi mengingatkan semua pihak agar tidak membuat kegaduhan.Â
Atas pernyataan itu, Ketua Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Ahmad Yani menilai maksud kegaduhan saat Pandemi Corona yang diungkapkan Jokowi tersebut tidak jelas apa dan untuk siapa.Â
Menurutnya, jika maksud membuat kegaduhan itu ditujukan terhadap KAMI karena beberapa kritik dan aksi deklarasi, dia menilai itu tak tepat dilansir dari detik.com, 5/10.
Dari pernyataan Ahmad Yani tersebut kita melihat sepertinya KAMI merasa merekalah yang disindir oleh Presiden Jokowi padahal penyataan tersebut berlaku bagi kita semua bangsa Indonesia.Â
Sepertinya, ada kesalahpahaman dari KAMI mengenai pernyataan Presiden Jokowi tersebut. Jangan membuat kegaduhan selama Penanganan Pandemi Covid-19 bukan ditujukan pada pihak-pihak tertentu tetapi kepada kita semua.
Kita diminta untuk ikut serta dalam proses penanganan bukan asik mencari panggung politik dengan demonstrasi, tampil di media karena pernyataan kontoversi dan lain sebagainya.
Selain itu, kita diminta tidak saling serang, saling sindir dan saling menyudutkan hanya karena lamanya proses penanganan Covid-19. Kita tahu Pandemi Covid-19 memang sangat sulit dihadapi.Â
Oleh sebab itu, kita fokus pada penyelesaian Pandemi bukan mencari panggung dan ribut-ribut. Berkomentar dan berperspektif negatif kepada Gugus Tugas Penanganan Covid-19 bersama dengan pemerintah.
Kalau KAMI ingin membuat acara, sebenarnya tidak ada yang melarang. Cuma tetap pada standar protokol kesehatan. Yang datang melarang dan berdemo membubarkan acara KAMI di Surabaya pun perlu dihentikan pula karena sudah membuat kegaduhan di masa Pandemi.
Karena itu, jangan salah paham dulu dengan pernyataan Presiden Jokowi. Itu berlaku bagi kita semua agar tetap kondusif dalam proses penanganan Covid-19. Semakin kondusif maka imun tubuh akan meningkat sehingga kesehatan kita terjaga dan nyawa juga selamat.
